Kemacetan pasti sudah pernah dialami oleh Kompasianer. Apalagi, bagi Kompasianer, yang mengemudikan kendaraan kemana-mana, pasti hal tersebut membuat Kompasianer bete.
Kemacetan dapat diumpamakan bak "Si Komo Lewat", dalam lagu ciptaan Kak Seto, salah satu psikiater lulusan universitas ternama di Indonesia.
Tidak hanya berdampak pada kejiwaan seseorang, kemacetan juga menimbulkan pemakaian bensin yang boros.
Lantas, pengendara perlu mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk pemakaian bensin.
Dengan pengeluaran yang boros dan memakan waktu yang lama, akan menurunkan minat orang-orang untuk berpergian.
Lantas, apa yang harus dilakukan Kompasianer dalam mencegah kemacetan yang tiada henti di jalan raya?
Bangku Penumpang di Bus Transjakarta (Sumber : Kamera Pribadi)
Pilihan yang utama adalah menggunakan transportasi publik.
Memang, transportasi publik yang memadai belum banyak ditemukan si seluruh pelosok Indonesia.
Tetapi, pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengembankan transportasi publik yang memudahkan segala aktivitas.