Lihat ke Halaman Asli

Hadhazah Saputri

Mahasiswa PGSD FIPP UNNES

Inovasi Pembelajaran Interaktif Melalui Permainan Monopoli Sistem Pencernaan di SDN Ngargoloka

Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bermain Monopoli Sistem Pencernaan Bersama Siswa Kelas 6 di SDN Ngargoloka

Boyolali, 4 Oktober 2025 -- Hari itu menjadi salah satu pengalaman paling berkesan bagi saya. Sebagai mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang (UNNES), saya berkesempatan untuk berbagi karya saya, sebuah media pembelajaran "Sistem Pencernaan Board Game", kepada siswa kelas 6 SD Negeri Ngargoloka. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bhakti Akademisi Mahasiswa UNNES, yang mendorong kami untuk membawa inovasi pembelajaran langsung ke sekolah. 

Sejak awal saya masuk ke kelas, antusiasme siswa sudah terasa. Mata mereka berbinar penasaran ketika melihat papan permainan besar bergambar organ-organ pencernaan yang saya bawa. Saya menjelaskan bahwa permainan ini mirip dengan monopoli, tetapi setiap langkah yang mereka ambil akan membawa tantangan baru seputar sistem pencernaan manusia.  

Anak-anak langsung bersemangat saat dadu pertama dilempar. Setiap kali pion mereka berhenti di kotak tertentu, saya meminta mereka mengambil kartu yang berisi pertanyaan atau tugas kecil, seperti menjelaskan fungsi organ, menyusun urutan proses pencernaan, atau menjawab kuis cepat. Ada yang langsung menjawab dengan percaya diri, ada juga yang berdiskusi dulu bersama teman kelompoknya, dan itulah yang membuat suasana semakin hidup.

Melihat mereka begitu aktif dan saling membantu, saya merasa benar-benar bangga. Anak-anak tidak hanya belajar tentang sistem pencernaan, tapi juga belajar bekerja sama, mendengarkan, dan menghargai pendapat teman. Kelas berubah menjadi ruang belajar yang penuh tawa dan semangat, namun tetap bermakna. 

Foto Bermain Monopoli Sistem Pencernaan Bersama Siswa Kelas 6 di SDN Ngargoloka

Saya mendampingi mereka sepanjang permainan, memberikan petunjuk, serta sesekali memberi apresiasi kepada yang berhasil menjawab dengan benar. Beberapa siswa bahkan berkata bahwa belajar dengan cara ini lebih seru daripada hanya membaca buku. Kalimat sederhana itu terasa sangat berharga bagi saya, karena di situlah letak tujuan saya membuat media ini: agar belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, dan tetap bermakna. 

Melalui kegiatan ini, saya menyadari bahwa pendekatan bermain bisa menjadi cara yang efektif untuk membantu anak memahami konsep IPA, terutama bagi siswa sekolah dasar yang masih berada pada tahap belajar konkret. Saya berharap Sistem Pencernaan Board Game ini bisa terus digunakan oleh guru dan siswa di SDN Ngargoloka, menjadi media yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membangun semangat belajar dan kerja sama di antara mereka.

Bagi saya pribadi, pengalaman ini menjadi pengingat bahwa mengajar bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi tentang menyentuh rasa ingin tahu dan membuat anak-anak menikmati proses belajar itu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline