Pupus sudah renjana cinta,
terhempas ke tepi nabastala.
Tak berdaya di hadapan semesta,
bintang-gemintang pun memudar asa
disambut bagaskara pagi yang nestapa.
Dan cerita, berakhir di ujung senja.
Dengan suara yang sedikit rapuh,
aku tersenyum dalam rintih.
Langit jiwa menangis lirih,
awan menutup jingga yang berseri.
Langkah gontai, tak lagi pasti,
rindu perlahan membunuh
harapanku yang rapuh.
Pupus sudah renjana cinta,
kekecewaan kini bertahta.
Sumpah yang penuh dusta,
rayuan manis memikat jiwa.
Awal yang penuh bahagia
akhirnya membawa luka yang tak terkira.
Terhapus sudah semua cerita.
Aksara nama yang dulu dipuja
terkubur bersama suramnya cinta.
Mantra dan doa terucap jua,
kuselipkan dalam hembusan malam tua.
Dan kini,
aku menjalani malam-malam penuh nestapa,
bersemayam dalam kehampaan semesta.
Mengukir luka demi luka,
hingga tiba saatnya...
aku ingin menghilang selamanya,
dari cinta yang tak pernah benar-benar
menyembuhkan, melainkan luka
yang tak kunjung reda.
#Gyandra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI