Lihat ke Halaman Asli

Greg Satria

TERVERIFIKASI

FOOTBALL ENTHUSIASTS

Ketidakadilan bagi Erik ten Hag

Diperbarui: 4 September 2025   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erik ten Hag | (Foto oleh CRISTINA QUICLER / AFP via Kompas.com)


Entah masih terbekas aroma kesialan di Manchester United atau tidak, Erik ten Hag jelas mendapat perlakuan tidak adil usai dipecat oleh Bayer Leverkusen, 1 September 2025. 

Manajer asal Belanda berusia 55 tahun ini pada 1 Juli 2025 lalu mendapat kesempatan emas untuk "membersihkan namanya" usai dianggap sebagai biang kegagalan Manchester United musim lalu. 

Ia diangkat sebagai Pelatih Kepala Bayer Leverkusen, menggantikan Xabi Alonso yang sudah membuat capaian luar biasa bagi Die Werkself dengan membawa mereka meraih treble dua musim lalu.

Namun, usai menjalani tiga laga, yakni satu laga DFB Pokal dan dua laga Bundesliga dengan capaian sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah, pada 1 September 2025, Bayer Leverkusen membuat keputusan menggemparkan. Erik ten Hag dipecat! 

Apakah ini pantas? Tentu saja tidak. Meski akan ada pro dan kontra, saya menganggap ini adalah bentuk ketidakadilan. Belum menang di Bundesliga dalam dua laga awal, tidak berarti klub akan gagal di sisa musim. 

Apalagi, kondisi cuci gudang yang dilakukan manajemen membuat tim harus membangun ulang fondasi dari nol. Ini adalah sebuah proses yang butuh waktu dan kesabaran, bukan keputusan gegabah.

Respon Kekecewaan Erik ten Hag

Keputusan pemecatan ini tentu saja meninggalkan luka mendalam bagi Erik ten Hag. Dikutip dari postingan jurnalis transfer ternama, Fabrizio Romano, pada 3 September, Erik ten Hag memberikan pernyataan resminya yang penuh kekecewaan.

"Keputusan manajemen Bayer Leverkusen untuk membuat saya cuti datang sebagai kejutan besar," ujarnya.

"Berpisah dengan pelatih kepala setelah hanya dua pertandingan liga adalah sesuatu yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya," lanjutnya, mengungkapkan keheranan atas keputusan yang tidak logis ini.

Ia juga menambahkan, "Musim panas ini, banyak pemain kunci yang menjadi bagian dari kesuksesan masa lalu meninggalkan skuat. Membangun tim baru adalah proses yang cermat yang membutuhkan waktu dan kepercayaan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline