Lihat ke Halaman Asli

Gracia Erica

Mahasiswa

Strategi Komunikasi Bisnis 2025 Untuk Menarik Gen Z dan Milenial

Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Di zaman transformasi digital yang semakin cepat, komunikasi bisnis pada tahun 2025 diperkirakan akan lebih menekankan untuk menjangkau dua generasi yang saat ini menjadi mayoritas penduduk Indonesia menurut data dari Badan Pusat Statistik. Kedua generasi ini, yang dikenal sebagai digital native, memiliki preferensi dan nilai-nilai tertentu yang membutuhkan cara komunikasi yang nyata, relevan, dan inovatif. Menurut informasi dari Direktur Magpie Public Relations, Ibnu Haykal ada beberapa gambaran tentang tren komunikasi bisnis yang akan menjadi sorotan pada tahun 2025 serta bagaimana merek dapat mengambil manfaat untuk menjalin hubungan lebih erat dengan audiens muda.

Pertama, keaslian menjadi faktor paling penting. 83 perusahaan dari generasi Milenial mereka menginginkan merek yang etis, bertanggung jawab sosial, dan sangat menghargai keterbukaan. Mereka sudah merasa bosan dengan strategi pemasaran yang terkesan palsu. Merek yang bisa berbagi cerita nyata dan berfokus pada manusia lewat storytelling akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan. Misalnya, perusahaan yang dengan nyata mendukung isu sosial atau lingkungan, seperti kelestarian dapat membangun koneksi emosional dengan audiens ini. Keaslian kini bukan pilihan lagi, melainkan suatu keharusan untuk mendapatkan kesetiaan.

Kedua, metaverse memberikan peluang baru yang penting. Dengan 40 persen perusahaan di dunia berencana untuk memulai inisiatif di metaverse pada tahun 2025. Dengan adanya platform ini, nantinya akan menjadi tempat yang sempurna untuk menciptakan branding dan pengalaman pelanggan yang inovatif. Bagi Gen Z dan Milenial yang sudah terbiasa dengan dunia digital, metaverse adalah ruang yang cocok untuk berinteraksi dengan merek secara lebih personal dan bersifat interaktif, bukan hanya sekedar gimmick. Merek yang berhasil menciptakan pengalaman menarik, seperti acara virtual atau produk digital eksklusif, akan berada di posisi yang lebih baik dibandingkan pesaing.

Ketiga, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat yang sangat diperlukan dalam komunikasi. Dengan kemampuan AI untuk menganalisis data dan menyesuaikan pesan, merek dapat lebih memahami keinginan Milenial dan Gen Z dengan lebih baik. Sekitar 80 persen bisnis diprediksi akan menggunakan AI untuk komunikasi pada tahun 2025. Namun, tantangannya adalah memastikan bahwa personalisasi tersebut tetap terasa nyata dan tidak melanggar privasi konsumen yang sering menjadi perhatian kelompok generasi muda. Selain itu kecerdasan buatan (AI) ini juga harus digunakan dalam porsi yang secukupnya, tanpa harus menghilangkan kecerdasan alami dari manusianya.

Keempat, video pendek masih menjadi jenis konten yang paling populer. Dengan 70 persen pengguna internet menonton video secara online setiap minggunya di beberapa platform seperti TikTok dan Instagram Reels, yang menjadi saluran utama untuk menarik perhatian. Konten yang singkat, kreatif, dan informatif mampu dengan cepat menarik minat audiens muda yang memiliki daya fokus yang terbatas. Merek juga perlu berinvestasi dalam pembuatannya agar tidak hanya menghibur, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang mereka pegang.

Terakhir, pendekatan hyperlocal menjadi semakin penting di Indonesia. Walaupun Gen Z dan Milenial adalah audiens global, mereka tetap menghargai relevansi lokal dalam komunikasi. Brand yang dapat menyesuaikan pesan mereka dengan budaya, bahasa, dan isu-isu lokal akan lebih mudah menjalin hubungan dengan audiens di berbagai daerah di Indonesia.

Pada akhirnya, komunikasi bisnis pada tahun 2025 bukan hanya tentang mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai inti yang disimpan oleh Gen Z dan Milenial. Nilai-nilai tersebut yaitu keaslian, dampak sosial, dan pengalaman yang sesuai. Brand yang berhasil memadukan teknologi seperti AI dan metaverse dengan pendekatan yang nyata dan lokal akan memiliki peluang besar untuk mendapatkan perhatian generasi muda. Di masa di mana konsumen semakin kritis, hanya brand yang benar-benar peduli dan berinovasi yang akan mampu bertahan dan tumbuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline