Lihat ke Halaman Asli

Firasat Nikmatullah

Pendatang Baru

Darurat Literasi: Rekomendasi Buku Wajib untuk Negara

Diperbarui: 26 September 2025   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Hanya Pemanis. (Foto: Instagram @kak_kasir)

"Pejabat kita bisa beli jam tangan ratusan juta, tapi beli dan baca satu buku aja kayaknya mustahil."

Di negeri ini, pejabat pamer gaya udah kayak rutinitas. Jam tangan mewah, mobil dinas, outfit branded... semua-muanya dipamerin.

Tapi coba cari satu unggahan mereka yang pamer buku, kutipan, atau bahkan rak bacaan. Jarang. Kalaupun ada, biasanya cuma buat pencitraan. Buku jadi properti, bukan sumber gagasan. Asli, the real Darurat Baca Pejabat. 

Padahal, kata admin Kompasiana, dari bacaanlah lahir kebijakan yang nggak asal bunyi. Tanpa literasi, pejabat cuma bisa bikin kebijakan reaktif:

dangkal, jangka pendek, dan sering nggak nyambung sama realita rakyat.

Mereka sibuk ngurus citra, tapi lupa ngurus isi kepala.

Kenapa Buku Penting Buat Pejabat?

Karena jabatan itu bukan cuma soal tanda tangan, tapi soal keputusan. Dan keputusan yang lahir dari kepala kosong itu kayak mie instan tanpa direbus:

mentah, keras, dan bikin sakit perut.

Pejabat yang nggak baca itu kayak sopir angkot yang ngandelin insting buat belok. Kadang nyampe, kadang nyasar ke kebijakan absurd yang bikin rakyat bingung:

"Ini maksudnya apa sih?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline