Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Disintegrasi Dunia Islam: Antara Kelemahan Internal dan Rekayasa Eksternal

Diperbarui: 11 Oktober 2025   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi negara-negara Islam (Sumber gambar: Grok)

Persatuan bukan hanya soal doa, tapi soal kesadaran politik --- bahwa musuhnya bukan sesama Islam, tapi kekuasaan yang hidup dari perpecahan mereka

Disintegrasi politik di dunia Islam sejak abad ke-20 hingga kini bukan sekadar hasil konflik etnis dan sektarian internal, tetapi merupakan produk dari strategi geopolitik global yang berorientasi pada pengendalian sumber daya dan hegemoni kawasan. 

Tulisan ini menjelaskan dua faktor utama---kerapuhan institusi politik domestik dan campur tangan kekuatan asing---yang membuat negara-negara berpenduduk Muslim menjadi sasaran divide and control modern.

Pendahuluan

Mengapa konflik berkepanjangan kerap terjadi di dunia Islam?

Mulai dari Irak yang dihancurkan invasi 2003, Suriah yang jadi ladang proxy war, Libya yang pecah pasca Gaddafi, Sudan yang terbakar perang saudara, hingga Palestina yang tak kunjung merdeka --- semuanya menunjukkan pola serupa: negara hancur bukan hanya karena perbedaan internal, tapi juga karena kepentingan eksternal yang menungganginya.

Metodologi

Kajian ini memakai pendekatan:

1.Analisis geopolitik (Mackinder, 1904; Brzezinski, 1997)

2.Kajian kolonialisme baru (Nkrumah, 1965; Said, 1993)

3.Analisis politik Islam kontemporer (Nasr, 2001; Esposito, 2016)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline