Ganja (Cannabis sativa), juga dikenal sebagai marijuana atau cannabis, adalah tumbuhan yang mengandung senyawa aktif seperti tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). Tumbuhan ini telah digunakan selama ribuan tahun untuk keperluan medis, rekreasi, dan seremonial. THC adalah senyawa yang paling dikenal karena efek psikoaktifnya yang bisa menyebabkan euforia dan relaksasi, sementara CBD lebih dikenal karena potensi manfaat kesehatannya tanpa efek psikoaktif.
Belakangan ini telah muncul di pasaran minuman yang mengandung cannabidiol (CBD), yang disebut "CBD-infused beverages". Produk minuman ini diklaim dapat memberikan efek relaksasi bagi peminumnya. Minuman tersebut juga diperkaya dengan tambahan rasa buah-buahan dan vitamin serta mengandung sekitar 25 miligram CBD.
Minuman berbasis CBD sering kali dipilih oleh individu yang mencari manfaat kesehatan dari CBD tanpa efek psikoaktif yang dihasilkan oleh THC. Namun, minuman berbasis CBD juga memiliki beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan. Beberapa efek samping yang umum termasuk mual, diare, dan penurunan nafsu makan. Selain itu, CBD dapat menyebabkan rasa kantuk, lemas, dan kelelahan. Penggunaan CBD juga dapat mengganggu fungsi hati dan meningkatkan risiko abnormalitas fungsi hati. Pada beberapa individu, CBD dapat mengencerkan darah dan berinteraksi dengan obat-obatan lain, yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan.
Selain itu, sebuah penelitian melaporkan bahwa konsumen sehat yang mengonsumsi minuman mengandung CBD mengalami efek fisiologis yang tidak menyenangkan seperti peningkatan detak jantung dan kecemasan. Ditambah lagi, pelabelan cannabinoid pada minuman CBD acapkali tidak akurat sehingga dapat menimbulkan resiko bagi konsumen. Resiko overdosis juga lebih tinggi karena proses penyerapan zat-zat yang terkandung dalam minuman tersebut lebih lambat dan karena adanya bioaktivasi dari minuman tersebut.
Sekitar tahun 2018, produk berbasis CBD ada di mana-mana, termasuk dalam air, cokelat, permen karet, dan serum kulit. Beberapa perusahaan besar seperti Molson Coors dan Constellation Brands juga ikut berinvestasi besar dalam industri cannabis. Namun seiring berjalannya waktu, tantangan regulasi dan ketidakpastian hukum membuat popularitas CBD dalam industri makanan dan minuman semakin menurun. Banyak perusahaan juga akhirnya mundur dari pasar CBD.
Referensi:
Microsoft Copilot