Lihat ke Halaman Asli

Eko Setyo Budi

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Budaya

Pelanggaran SOP MBG di Dapur dan Lemah Pengawasan

Diperbarui: 27 September 2025   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Kompor MBG yang Tak Lagi Menyala. (Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO) 

Kasus Keracunan Siswa, Terindikasi Pelanggaran SOP MBG Pada Dapur dan Pengawasan

Akhir-akhir ini kasus siswa keracunan setelah makan siang banyak menimpa di beberapa daerah dari program BGN. Kejadian ini tentu sangat memprihatinkan seharusnya siswa mendapatkan makanan yang bergizi kualitas baik, malah sebaliknya keracunan akibat makanan tercemar atau basi. Data dari BGN tercatat sejak Januari hingga September 2025, terdapat 5.914 orang yang keracunan akibat MBG.

Keracunan makanan akibat dapur yang tidak melaksanakan SOP. Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi beberapa waktu terakhir karena ada prosedur operasional standar (SOP) yang tidak dipatuhi. 

"Kejadian belakangan, 80 persen adalah karena SOP kita yang tidak dipatuhi, baik oleh mitra maupun oleh tim kami sendiri dari dalam," kata Nanik S Deyang Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN)  

Kasus  siswa keracunan makanan terbaru dalam laman kompas.com yaitu penyimpanan lauk (ayam) di mana ayam yang dijadikan lauk untuk MBG sebenarnya sudah dibeli sejak Sabtu. Namun, ayam itu baru dimasak hari Rabu, atau empat hari kemudian.  

Nanik mengatakan, "Saya juga tidak mentolerir bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak fresh". Karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar. Lebih lanjut, beliau berkata, "Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak fresh, ayam dibeli di hari Sabtu, baru dimasak di hari Rabu."

Insiden terbesar terjadi di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, yang menimpa lebih dari 1.000 siswa. Para korban mengalami sesak napas, pusing, nyeri perut, dan mual. 

Penyelidikan awal menyebut sekitar 80 persen insiden keracunan disebabkan oleh pelanggaran SOP, seperti makanan dimasak terlalu awal lalu disimpan lama sebelum didistribusikan. 

Banyaknya kejadian tersebut, BGN telah mengakui lemahnya dalam pengawasan dan segera memperbaikinya. Kita berharap pengawasan lebih intensif terutama pada dapur dan distribusi makanan ke sekolah-sekolah. 

Maka dari itu, negara hadir kerena Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline