Lihat ke Halaman Asli

Mochamad imron kurniawan

Buruh konser dengan sejuta karya

3 TOP STAR : Di Balik Lampu Sorot, Ada Kami Yang Bertahan Demi Mimpi

Diperbarui: 13 Juni 2025   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(perfomance NDX AKA di 3 top star, sumber : Gema Fest 10/05/2025)

Satu bulan telah berlalu sejak 10 mei 2025. malam itu tepatnya di lap gor kadrie oening sempaja samarinda yang hanya terjadi di konser Gema Fest dengan tema 3 Top Star yang  menyatukan tiga bintang besar: Raisa, JKT48, dan NDX AKA. Tapi malam itu bukan sekadar konser biasa. Ia adalah titik kulminasi dari sebuah perjalanan panjang, melelahkan, menguras air mata, tapi juga penuh pelukan hangat dan tawa yang masih menggema di kepala.

Konser 3 TOP STAR bukan hanya tentang selebrasi musik. Ia adalah bukti bahwa mimpi yang dibangun dengan keringat dan keyakinan bisa berdiri sejajar dengan panggung-panggung nasional. Dan aku, bukan siapa-siapa. Bukan anak konglomerat, bukan pewaris industri. Aku hanyalah satu dari sekian banyak anak muda di balik layar, yang ingin membuktikan bahwa orang biasa pun bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa.

Media Tanpa Libur: Mesin yang Tak Pernah Padam

Tiap pagi kami mulai tanpa tahu kapan selesai. Tim media seperti mesin yang tak bisa berhenti. Mereka merancang konten promosi, memproduksi teaser, menjalin relasi dengan media lokal dan nasional, dan bahkan merancang strategi influencer sejak Januari---sementara orang lain masih hangout di tahun baru.

Aku sering memarahi mereka---kadang dengan kata kasar, kadang dengan tekanan berlebih. Tapi dalam hati aku tahu: mereka adalah ujung tombak keberhasilan konser ini. Hasilnya? Viral. Tiket ludes. Dan semua orang tahu tentang konser kami. Mereka membuktikan bahwa kerja keras tanpa pamrih memang punya harga: kesuksesan.

Produksi: Pilar Diam yang Selalu Siaga Demi Istana Yang megah

Tim produksi tak pernah terlihat di kamera, tapi mereka adalah alas panggung itu sendiri. Mereka mendesain venue, mengatur alur masuk, merancang lorong penyambutan dengan visual dan lighting yang menggugah emosi penonton bahkan sebelum musik dimulai. Ada begitu banyak revisi. Tapi kalimat "nggak bisa" tidak pernah keluar dari mulut mereka.

Mereka bukan sekadar pekerja. Mereka arsitek pengalaman. Dan mereka juga penjaga semangat, termasuk semangatku sendiri.

Bang Adit & Rumah Sakit: Titik Terendah yang Menguatkan

Dua minggu sebelum hari H, kami kehilangan satu komando penting: Bang Adit jatuh sakit, masuk rumah sakit saat kami sedang menyiapkan perizinan di Samarinda dan bertemu dengan sponsor. Ia adalah tempat curhat, pembagi tekanan, dan merupakan tim inti yang sangat kami andalkan.

Saat itu juga, aku terpaku. Seperti karakter dalam cerita besar, setelah 1 minggu cerita dan ujian pun berlalu. Dari sakit menjadi sehat hingga siap kembali ke medan perang. Aku masih ingat pelukannya di foh. Lelah, tapi penuh kemenangan. Bang, kamu memang luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline