Lihat ke Halaman Asli

Efrain Limbong

TERVERIFIKASI

Mengukir Eksistensi

Peran Diplomasi Geopolitik Global dalam Konflik Israel Palestina

Diperbarui: 25 Mei 2021   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto in menunjukkan ledakan akibat serangan udara di Jalur Gaza yang dikontrol Hamas, pada Senin (10/5/2021). Israel melancarkan serangan udara di Gaza untuk membalas serangan roket dari Hamas, dalam bentrokan terbaru di Masjid Al-Aqsa Palestina.(AFP PHOTO/MAHMUD HAMS via KOMPAS.com)

Genjatan senjata yang berhasil disepakati dalam konflik Israel dan Hamas tidak lepas dari peran serta Negara Mesir. Pengakuan adanya peran Negara tersebut dalam terwujudnya perdamaian, dilansir sejumlah media massa nasional maupun internasional.

Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pernyataan Persnya mengakui jika Mesir dan Qatar berperan terhadap genjatan senjata dalam koordinasi dengan PBB. Demikian pula Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengakui Presiden dan para pejabat senior Mesir memainkan peran penting dalam diplomasi dengan Israel dan Palestina.

Kunci keberhasilan Negara Mesir dalam mewujudkan terjadinya gencatan senjata tidak lepas dari adanya hubungan diplomatik bukan saja dengan Kelompok Hamas Palestina tapi juga dengan Israel. Terbukanya diplomasi yang tercipta secara dari dua arah, menjadi pintu masuk dalam upaya menciptakan upaya damai tersebut.

Mesir merupakan salah satu Negara di wilayah Timur Tengah yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak tahun 1979. Negara lainnya di Timur Tengah yang menjalin hubungan yang sama yakni Yordania, Uni Emirat Arab dan Bahrain. Mesir mendukung kemerdekaan Israel sebaliknya mendukung pula kemerdekaan Palestina.

Saat konflik terjadi peran diplomasi yang dilakukan Mesir bukan hal yang mudah. Delegasi harus berangkat ke Israel guna membahas masalah keamanan di sana. Di sisi lain, kontak dengan pihak Palestina juga dilakukan meski tak dijadwalkan kunjungan khusus ke Gaza. Istimewanya, Mesir disebut punya pengaruh kuat terhadap kedua negara itu.

Dunia menyambut gembira genjatan senjata antara Israel dan Hamas. Bukan apa apa ratusan korban berjatuhan dalam konflik yang berlangsung selama sebelas hari tersebut. Korban terbanyak berada di Palestina dengan 232 orang meninggal dan 65 korban adalah anak anak. Sementara warga Israel yang meninggal sebanyak 12 orang.

Dalam dimensi kemanusiaan, anak anak yang turut menjadi korban jiwa dalam sebuah konflik atau peperangan merupakan sebuah tragedi. Negara mana yang tidak tergerak naluri kemanusiaannya, jika melihat anak anak menjadi korban. Rasanya Indonesia pun demikian.

Keberhasilan diplomasi Negara Mesir dalam mengupayakan gencatan senjata mencuat ditengah terjadinya paradoks geopolitik global dan ketegangan diplomasi anggota tetap Dewan Keamanan PBB terhadap konflik berkepanjangan Israel Palestina.

Pada satu sisi Negara Amerika Serikat dan Jerman mendukung Israel dalam mempertahankan diri dari adanya serangan Kelompok Hamas. Sementara Negara Cina dan Rusia mendukung sepenuhnya Palestina dalam pusaran konflik tersebut.

"China adalah teman rakyat Palestina," kata Presiden Cina Xi Jinping saat berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline