Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Jangan Pongah Hadapi Megawati

Diperbarui: 3 Oktober 2019   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memasuki ruang pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto - AJENG DINAR ULFIANA | KATADATA

Itulah Ibu Megawati Soekarno Puteri kala menunjukan sikap tidak suka kepada siapa pun yang menjadi lawan politiknya.

Presiden ke-5 RI itu memalingkan mukanya ketika giliran bersalaman dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh yang kemudian ramai diangkat di media massa. 

Ia mengelak untuk bersalaman di area VIP, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/10). Sebelumnya para tamu yang hadir berdiri menyambut Ketua Umum PDI Perjuangan itu untuk memberi salam.

Sayang, ia juga tak merespon ketika Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjulurkan tangan.

Momen yang terasa "ganjil" itu ditangkap awak media. Lalu, pers pun ramai memberitakannya. Para analis politik mengangkat kembali seputar keretakan Surya Paloh dan Megawati pada Juli silam.

Para analis menyebut bahwa keretakan itu berawal dari pertemuan empat ketua umum Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pada 22 Juli 2019. Ketika itu, Surya Paloh menggelar pertemuan dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakpus.

Dalam pertemuan itu, Mega tak hadir. Pertemuan itu sendiri dimaksudkan untuk menguatkan koalisi.

Retaknya hubungan Mega dan Paloh berembus kencang. Lalu, pada 24 Juli 2019, Mega menggelar pertemuan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakpus. Saat bersamaan, Paloh berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Menteng, Jakpus.

Makin jelas dua pimpinan partai ini berseberangan. Namun Paloh membantah bahwa pertemuannya dengan Anies tak direncanakan. Di saat itu publik punya kesan bahwa Paloh punya agenda tersendiri karena dalam wawancara diangkan isu soal Pilpres 2024.

**

Surya Paloh melalui pernyataan terakhirnya mengesankan berseberangan dengan pemerintah. Coba kita perhatikan pernyataannya bahwa presiden bisa mengalami pemakzulan atau impeachment bila memaksakan diri menerbitkan Perppu KPK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline