Kompasiana sudah menjadi platform yang kita akrabi bersama. Kita sudah menulis di sini: menulis berbagai artikel, baik yang fiksi maupun nonfiksi. Ada juga dalam bentuk video yang menarik.
Tentu saja kita berterima kasih kepada pengelola kompasiana atas kesempatan dan layanan yang diberikan sehingga kita semua bisa berkarya secara berkelanjutan.
Memahami Makna Penulis Berdampak
Pertanyaan yang mengemuka: apakah kita mampu menjadi penulis berdampak? Menjadi penulis berdampak berarti menggunakan tulisan untuk membawa perubahan positif, baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Penulis berdampak tidak hanya sekadar menyalurkan ide atau gagasan, bahkan juga mampu menginspirasi, memberikan pengetahuan, atau bahkan memengaruhi kebijakan.
Inilah tantangan mereka yang berpredikat penulis. Ia tak hanya menulis untuk kepuasan dirinya sendiri, bahkan terutama untuk kepentingan masyarakat luas.
Dua Contoh Penulis Berdampak
Kita mengetahui ada sejumlah penulis berdampak yang memberikan sumbangan pemikiran dan menginspirasi masyarakat luas. Mereka membuat artikel atau buku, dan kemudian terbukti mampu memengaruhi pembaca.
Sebagai contoh, Raden Ajeng Kartini. Beliau menulis banyak surat kepada sahabatnya di negeri Belanda. Dan surat-surat itu dikumpulkan menjadi sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang atau Door Duisternis tot Licht.
Buku ini kemudian menjadi sumber inspirasi bagi pergerakan emansipasi wanita, kesetaraan gender, dan kemajuan kaum hawa di Indonesia pada umumnya. Tanpa berbagai pemikiran melalui tulisan-tulisan itu, mungkin beliau tak akan banyak diingat, bahkan barangkali tak akan dikenang dalam peringatan Hari Kartini setiap 21 April.