Ketika Manchester United (MU) tampil tak stabil di Liga Inggris musim ini, MU mempunyai kans dan asa untuk naik panggung juara di Piala Liga Eropa. Pada babak perempat final, MU menantang klub asal Perancis, Lyon.
Di atas kertas, MU mempunyai skuad yang cukup mumpuni untuk menaklukkan Lyon. Terkecuali jika simpton ketidakstabilan di Liga Inggris ikut terjangkit hingga level Piala Liga Eropa.
Sejauh ini, MU menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di kompetesi Eropa musim ini.
Dengan ini, trofi Piala Liga Eropa bisa menjadi penghiburan di tengah ketidakstabilan MU di Liga Inggris. Tentu saja, itu bisa tercapai jika MU benar-benar menggerakkan energi ekstranya mencapai trofi tersebut, sekaligus menjauhkan kekeliruan yang tak perlu seperti yang dilakukan Andre Onana pada leg pertama kontra Lyon.
Hasil imbang kontra Lyon menambah panjang konsistensi MU di kompetesi Eropa. Leg pertama (11/4/25) antara MU vs Lyon berlangsung di stadion Parc Olympique Lyonnais. Kedua tim berbagi skor 2-2.
Awalnya, sebagai tim tamu, MU tampil cukup meyakinkan. Penyerang Rasmus Hojlun mempunyai peluang emas mencetak gol. Namun, Lyon yang menguasai jalannya laga unggul terlebih dahulu atas MU setelah pemain Lyon memanfaatkan kesalahan Onana.
Akan tetapi, "Setan Merah", julukan MU berhasil membalas gol tersebut menjelang turun minum. Adalah Yoro yang mencetak gol lewat tandukan memanfaatkan umpan Manuel Ugarte menjadi bek termuda MU yang mencatatkan gol di ajang kompetesi Eropa.
Pada babak kedua, permainan kedua tim agak moton. Tak begitu saling tukar menukar serangan. Lyon sempat mengancam gawang MU.
Kendati demikian, MU berhasil mencuri satu gol di menit ke-88 lewat tandukan J. Zirkee memanfaatkan umpan kapten tim, Bruno Fernandez.
Gol dari pemain yang dibeli MU pada awal musim ini seperti menjadi berkah untuk leg kedua di Old Trafford. Namun, tak disangka tuan rumah malah menyamakan kedudukan 2-2 menjelang akhir laga. Mimpi MU untuk pulang dengan keunggulan 2-1 pun menjadi buyar.