Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Ayo, Laporkan Konten Negatif di Dunia Maya

Diperbarui: 27 Agustus 2019   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stan bersama Museum Penerangan dan Monumen Pers Nasional (Dokpri)

Kementerian Komunikasi dan Informatika mulai Senin, 26 Agustus 2019 hingga Rabu, 28 Agustus 2019 bikin hajatan. Tempatnya di Lapangan Anantakupa. Kementerian Kominfo, begtu biasa disingkat, beralamat di Medan Merdeka Barat No. 9. Tidak jauh dari Museum Nasional atau Museum Gajah.

Kegiatan tersebut bertajuk KOMExpo 2019. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik bersama dengan Museum Penerangan. Tema yang diusung adalah "Beda Generasi Beda Komunikasi".

Saya mampir ke sana sekitar pukul 10.00. Di sisi kiri saya disambut dua Putri Solo, untuk selanjutnya mengisi buku tamu dan mendapat cenderamata. Itulah stan Museum Penerangan dan Monumen Pers Nasional. 

Museum Penerangan terletak di kawasan TMII, Jakarta Timur. Sementara Monumen Pers Nasional berlokasi di Surakarta. Namun keduanya berada di bawah Kementerian Kominfo.

Pengunjung dan pemandu sedang berinteraksi (Dokpri)

Generasi Zaman Old

Bagian pertama menceritakan masa-masa generasi zaman old. Foto cukup besar tentang Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945 terpampang di dinding. Saat itu Presiden Sukarno memberikan orasi singkat di hadapan ribuan rakyat di Lapangan Ikada, di sebelah selatan Lapangan Monas sekarang, dalam rangka memperingati satu bulan proklamasi kemerdekaan. Ikada merupakan singkatan dari Ikatan Atletik Djakarta.

Selanjutnya kisah singkat tentang Televisi Republik Indonesia atau TVRI. TVRI mulai mengudara pada 24 Agustus 1962. Waktu itu siaran TVRI masih hitam putih. TVRI dibentuk untuk keperluan informasi tentang Asian Games.

Remaja zaman old pasti masih ingat Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pirsawan) merupakan gabungan kelompok masyarakat penerima informasi dari radio, koran, dan televisi. Di masa Orde Baru Kelompencapir amat dikenal, apalagi hadirnya Departemen Penerangan.

Sebagai pelengkap informasi, ditampilkan radio dan televisi koleksi Museum Penerangan. Monumen Pers Nasional Surakarta menampilkan media cetak dari seluruh Indonesia, termasuk dari masa sebelum kemerdekaan. Informasi tersebut sudah dalam bentuk digital, jadi memudahkan pengunjung. Saya lihat banyak majalah dan koran lama pada layar.

"Upaya digitalisasi memudahkan layanan kepada pengunjung yang membutuhkan akses terhadap koleksi media cetak," kata mbak pemandu. Selain koran dan majalah, Monumen Pers Nasional juga menyimpan koleksi benda-benda yang bernilai sejarah pers Indonesia. Beberapa di antaranya mesin tik peninggalan Bakrie Soeriatmadja, baju wartawan TVRI Hendro Soebroto, kamera milik wartawan Bernas Fuad Muhammad Syafruddin, dan Pemancar Radio Kambing dari RRI Surakarta.

Nah kalau sempat, silakan berkunjung ke Monumen Pers Nasional, Jalan Gajah Mada nomor 59, Surakarta dengan pos-el mpn@mail.kominfo.go.id. Oh ya, kalau Museum Penerangan berlokasi di Jalan Pintu Taman II TMII, Pondok Gede, Jakarta Timur dengan pos-el muspen@kominfo.go.id.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline