Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sedekah Bumi, Takluknya Dalang pada Pakem Tradisi

14 Mei 2024   11:05 Diperbarui: 16 Mei 2024   18:15 3686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayangan sedekah bumi lakon Dewi Sri Luhwati (dokumen pribadi)

Sedekah Bumi, Takluknya Dalang pada Pakem Tradisi

Oleh: Suyito Basuki


Jumat Pahing 10 Mei 2024 yang baru lalu, saya diminta Bapak Petinggi (Bapak Lurah) desa kami untuk ikut menggelar pentas wayang kulit dalam acara sedekah bumi. Saya diminta untuk memulai pementasan, kemudian diteruskan dengan rekan dalang yang lain.

Seudah sejak sekitar 5 tahun yang lalu, pementasan wayang dalam rangka sedekah bumi selalu memanfaatkan dalang lokal yang tinggal di desa kami, Karanggondang.

Empat tahun yang lalu saya menerima giliran mendalang semalam suntuk. Tidak hanya dalang setempat, tetapi juga wayang dan gamelan serta para panjak atau pengrawit diusahakan dari desa kami juga. Kalau sinden bisa didatangkan dari berbagai daerah, karena di desa kami belum ada sinden yang bisa diandalkan.

Dalam percakapan awal dengan rekan dalang yang lain tersebut, direncanakan saya akan mementaskan pakeliran padat sekitar 2,5 jam dengan lakon inti sedekah bumi. Kemudian rekan dalang yang lain akan melanjutkan dengan cerita tersendiri. 

Saya kemudian bertanya kepada rekan dalang asli Jepara yang sudah dianggap sepuh dan menjadi sumber cerita khas Jepara. Saya mendapatkan lakon "Dewi Sri Luhwati." Segera saya buat skenario lakon yang meliputi pembagian pathet, yakni pathet 6, pathet 9, dan pathet manyura.

Naskah itu sudah jadi. Ketika ketemu dengan rekan dalang yang bernama Ki Suryo itu, kami mendiskusikan pelaksanaan lakon kami tersebut. Dia sudah menyiapkan catatan lakon yang hampir sama dan lebih lengkap menurut saya.

Dengan berbagai pertimbangan, maka kami hanya akan mementaskan satu lakon saja dalam pementasan satu malam. Seperti yang diharapkan Bapak Petinggi kami, saya hanya mementaskan di bagian awal saja. Saya membatasi tampil hingga adegan Limbukan, setelah itu rekan dalang akan melanjutkan hingga pentas rampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun