Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Menakar Keberuntungan Dua Capres di Tahun Babi

Diperbarui: 6 Februari 2019   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi dan Prabowo (Sumber: Tirto.id/Antara Foto)

Imlek kali ini menjadi tahun yang istimewa buat bangsa Indonesia karena di tahun inilah masa depan bangsa akan ditentukan oleh calon pemegang kuasa selama lima tahun mendatang, baik yang duduk di bangku legislatif maupun yang bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan bangsa. 

Uniknya lagi tahun ini merupakan tahun milik Shio Babi, sebuah hewan yang berkonotasi negatif bagi kalangan tertentu mengingat Babi adalah binatang yang diharamkan untuk dimakan.

Kedua capres sendiri memiliki shio yang berbeda. Capres 01 yang lahir tanggal 21 Juni 1961 berada dalam naungan shio Kerbau, sementara Capres 02 yang lahir pada tanggal 17 Oktober 1951 bershio Kelinci.

Perbedaan shio tersebut diramalkan dapat mempengaruhi pertarungan pilpres yang akan berlangsung tanggal 17 April mendatang.

Karakter kedua shio yang agak bertolak belakang, shio kerbau cenderung sabar, baik hati, tapi kadang keras kepala bakal berhadapan dengan shio kelinci yang cekatan namun sering moody membuat pertarungan bakal berlangsung seru.

Sayangnya menurut hasil ramalan dari beberapa sumber berita yang saya kutip disini, disini, dan disini, kedua shio tersebut bakal kurang bersinar di tahun Babi ini.

Shio kerbau diramalkan bakal penuh dengan tekanan dan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, walau secara materi bakal terjadi hal diluar dugaan. 

Sementara shio kelinci malah rentan mendapat gangguan dari mana saja dan berpenampilan cenderung ganas. Apa yang dilakukan shio kelinci menjadi serba salah karena berada pada waktu yang kurang tepat.

Capres 01 memang tampak kelelahan menghadapi kritik bertubi-tubi yang dilancarkan capres 02. Saking kelelahannya semua keberhasilan pembangunan selama kepemimpinannya tak lagi tampak dalam kampanyenya, malah justru capres 01 melancarkan serangan balik yang sebenarnya bukan menjadi ciri khasnya. 

Capres 01 tampak mulai kehilangan kontrol kata-katanya menyebabkan blunder yang berpotensi menggerus suara swing voter. Sementara upaya untuk menggandeng pendukung capres 02 dengan menggandeng cawapres dari unsur ulama dan memberangus hal-hal berbau kiri seperti sia-sia belaka karena hasil polling kubu sebelah tidak berubah signifikan.

Capres 02 juga rentan gangguan terutama malah dari dalam kelompok pendukungnya sendiri. Kasus RS yang cukup mempermalukan beliau, ditambah beberapa anggota partai pendukung yang mulai membelot ke kubu sebelah membuat limbung barisan pertahanannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline