Lihat ke Halaman Asli

Diva AzzahraSalsabila

Mahasiswa UIN Malang

Minat Anak Usia Dini

Diperbarui: 6 Oktober 2020   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa sih minat itu? 

Ada yang tau ?

Minat telah diterangkan sebagai "sesuatu dengan apa anak mengidentitaskan keberadaan pribadinya". Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. 

Setiap minat biasanya memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun terkadang kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa ( orang tua ). 

Semakin kuat kebutuhan minat si anak maka akan semakin kuat dan bertahan dalam minat tersebut. Apalagi jika minat sering diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah minat tersebut terbentuk. 

Sebaliknya jika minat itu di pendam oleh anak tidak pernah disalurkan maka minat itu tidak akan pernah berkembang. Jika disekitar lingkugan anak membatasi kesempatan bermain dengan anak lain, maka dapat dipastikan minat terhadap teman bermain mulai berkurang dan akan datang minat yang lainnya. 

Bila si anak sudah dapat menemukan pengganti teman bermain yang lebih menarik baginya. Bisa saja anak itu akan menyatakan bahwa teman sebayanya "membosankan".

Jika ada suatu kegiatan yang di anggap tidak memuaskan, merangsang atau menantang si anak disebut " membosankan". Sang anak tidak dapat melihat bagaimana kegiatan yang dilakukan itu dapat memberikannya keuntungan pribadi atau kepuasan. Mala menjadikan kebosanan yang terdiri atas perasaan jenuh dan ketidakpuasan. Itu adalah lawan dari minat.

Minat bisa menambah kegembiraan pada seap kegiatan yang disenangi ataupunn ditekuni oleh anak. Bila anak anak mulai berminat pada suatu kegiatan atau pengalaman mereka akan lebih menyenangkan daripada bila mereka merasakan bosan. 

Lagi pula jika seorang anak tidak memperoleh kegembiraan dalam suatu kegiatan, maka mereka hanya akan berusaha seperlunya saja. Yang dapat mengakibatkan mereka merasa bersalah dan malu. Skap ini lebih cenderung mengurangi kesenangan mereka pada kegiatan tersebut. 

Menurut Hendra Wati minat itu mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap sekolah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline