Tangerang. Sisca Wulandari dipercaya menjadi Dekan Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin, apt. Drs. Jaka Supriyanta, M.Farm. Sisca dilantik oleh apt. Drs. Jaka Supriyanta, M.Farm pada Selasa (19/3/2024).
Sisca Wulandari (31 tahun) menjadi jajaran dekan termuda di Indonesia setelah Dian Syahfitri (28 tahun) yang dilantik menjadi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (UNPRI) Sumatera Utara dan I Gusti Ngurah Made Yudhi Saputra (29 tahun), Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (UNBI) Denpasar (29/7/2021).
Pasca Pelantikannya, Sisca Wulandari yang akrab dipanggil Sisca menyampaikan Visi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin (UNIMAR) yaitu "Menjadi Fakultas Unggul dalam Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bertaraf Global Berjiwa Edupreneur yang Berlandaskan Nilai-nilai Islam Tahun 2040.
Perjalanan Sisca menjadi Dekan sangat panjang dan berliku. Sisca lahir dari keluarga yang dapat dikatakan sangat sederhana. Ayah Sisca (Poniman) sehari-hari bekerja sebagai pendayung perahu di Wisata Selorejo, Ngantang, Kabupaten Malang. Sisca meyakini pendidikan menjadi salah satu upaya yang ditempuh untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
Sebelum menjadi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin, Sisca pernah mengajar sebagai guru bimbel, guru TK, dan guru SD di Kota Malang hingga akhirnya menjadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin.
Capaian-capaian Sisca tersebut menandakan bahwa Sisca tidak pernah bermain-main dengan pendidikan. Karena keseriusan dan kesungguhannya dalam menempuh pendidikan, Sisca mendapatkan beasiswa PPA dari Universitas Negeri Malang (UM) saat menempuh pendidikan sarjana dan LPDP saat menempuh pendidikan pascasarjana. Selama menjadi dosen, Sisca menerima berbagai penghargaan seperti menjadi keynote speaker dan mendapatkan predikat best paper pada kegiatan konferensi internasional, menerima hibah Riset Muhammadiyah, terpilih menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kampus Mengajar Angkatan 7, dan masih banyak lagi.
Keseriusan dan ketekunannya juga membawanya ke luar negeri untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya seperti ke Osaka, Jepang dengan judul "Web-Based Learning for Elementary School Student to Keep Indonesian Culture: Bridge among Z Generation Kid's Character and Local Culture Existance" dan ke Bangkok, Thailand dengan judul "The Role of Muslim Parents in Familiarizing Halal Snack in Indonesia After the Covid-19 Pandemic". Akhir tahun lalu, Sisca berkesempatan bertemu secara langsung dengan Prof. Winai Dahlan, pakar halal dunia sekaligus cucu pendiri Muhammadiyah, K. H. Ahmad Dahlan.