Lihat ke Halaman Asli

Deddi Ajir

Alumni Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol Padang

Harmoni di Ujung Kabut (Epilog)

Diperbarui: 16 Oktober 2025   03:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Harmoni di Ujung Kabut"

Epilog: Warisan Cinta dan Adat

Waktu terus bergulir, membawa Nagari Koto Gadang menapaki lembar-lembar sejarah yang baru. Kisah Raja dan Sari, yang dulu pernah bergelut dalam pergolakan batin dan pertentangan adat dengan agama, kini menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang lahir kemudian.

Mereka mengajarkan bahwa cinta sejati bukanlah sekadar ikatan hati, melainkan jembatan yang menghubungkan nilai-nilai luhur adat dengan tuntunan agama yang suci. Bahwa adat dan agama bukanlah dua kutub yang harus bertentangan, melainkan dua sisi mata uang yang saling melengkapi, memberi makna dan keseimbangan dalam kehidupan.

Nagari Koto Gadang pun terus melangkah maju dengan kebijaksanaan yang telah dipupuk dari pengalaman dan pengorbanan. Para pemuda dan pemudi kini menyemai benih-benih harapan di tanah leluhur, membawa tradisi yang hidup dalam pelukan iman.

Di bawah langit yang sama, pohon randu tetap berdiri tegak, menyaksikan perjalanan panjang sebuah nagari yang belajar menyatukan cinta, adat, dan agama dalam harmoni yang abadi.

Begitulah, warisan cinta dan adat itu tak pernah pudar, melainkan menjadi lentera yang menerangi jalan masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline