Lihat ke Halaman Asli

Deassy M Destiani

Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Dua Garis Biru: Hak Pendidikan Seks untuk Anak

Diperbarui: 23 Juli 2019   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari ini, 23 Juli adalah hari Anak Nasional. Dalam rangka hari anak saya mau bahas film Dua Garis Biru saja deh. Beberapa kali saya di japri teman menanyakan pendapat saya tentang film ini.  Setelah nonton filmnya,  baru bisa menuliskan opini saya pribadi sebagai pendidik dan seorang Ibu dua gadis remaja.

Buat sebagian orang yang malah justru belum menonton filmnya, Dua Garis Biru dianggap tabu. Iklannya memang membius sukses bikin cemas para orang tua. Namun isi filmya tidaklah menakutkan seperti iklannya.  Jadi jika Anda menonton film ini gambaran bahwa Dua Garis Biru mengajak kepada seks bebas justru akan hilang.

Beberapa adegan sarat dengan pendidikan seks. Misalnya percakapan waktu dokter kandungannya bertanya pada Dara dan Bima tokoh utama film ini : "kamu belajar tentang reproduksi gak?" Bima dan Dara tokoh utamanya jawab : "belajar."  Tapi waktu ditanyakan lagi kamu tahu gak kenapa seseorang bisa hamil? Keduanya menggelengkan kepala.

Thats the point. Saya banyak menemukan kasus ini. Ada  remaja setelah hamil ditanya, kenapa kamu melakukan itu? Jawabannya, karena saya gak tau sekali berhubungan bisa bikin hamil. Ada juga yang udah pakai kondom tapi ternyata masih bisa hamil. Di film ini makanya disentil oleh Asri Welas yang jadi figuran karena main sekilas, bahwa dia pakai KB IUD saja bisa bobol dan hamil lagi. Pesannya adalah jangan main main dengan namanya hubungan badan. Mau pakai pelindung atau tidak, kalau Allah kasih ijin harus jadi anak yah akan hamil.

Kelebihan Film ini bisa menjelaskan emosi setiap peran yang mengalami. Ada emosi ortu anak cowok yang merasa bersalah anaknya sudah menghamili anak orang.

Emosi ortu anak cewek yang merasa frustasi karena merasa gagal mendidik anak dengan benar. Emosi ketakutan dari pemeran cewek yaitu Dara akan masa depannya kelak akibat punya anak terlalu dini. Emosi  rasa tidak mampu dari pemeran cowok yaitu Bima menghadapi kenyataan dia harus jadi ayah di usia 17 tahun.

Jadi kalau anak remaja diajak nonton film ini meraka akan belajar berempati bagaimana rasanya jadi orang tua yang kecewa berat ketika anaknya melakukan tindakan bodoh. Penting bagi anak memgenali emosi-emosi ini agar mereka tidak meniru perilaku bodoh itu. Anak yang baik pasti tidak ingin menyakiti orang tuanya kan? Jadi biarkan anak melihat dan merasakan emosi para pemain film yaitu Lulu Tobing dan Cut Mini yang sangat apik sebagai ibu.

Ada sebuah adegan yang menyentuh kala Bima mengajak ngobrol ibunya sambil membuatkan teh, terjadi percakapa dari hati ke hati antara Ibu dan anak. 

Bima: "Bu maafkan Bima yah. Biasa Bima berdoa..kalau misalnya Bima masuk neraka ibu jangan sampai ikut yah"

Ibu: "kalau ibu selalu berdoa supaya kamu masuk surga"

Bima: "Emang masih bisa yah Bu?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline