Lihat ke Halaman Asli

Kabar sekitar

Agah kampong

Power jager bengkayang mancing dan hiling

Diperbarui: 13 Mei 2025   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumenter foto power jager bengkayang

"Trip Mancing yang Membekas di Hati Sepantai, Sambas"

Perjalanan ini dimulai dari satu niat sederhana: ingin mancing sambil lepas dari hiruk-pikuk rutinitas. Tapi siapa sangka, dalam dua malam tiga hari di Desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung, Sambas, Kalimantan Barat, kami malah menemukan lebih dari sekadar strike dan hasil tangkapan.

Hari pertama, kami tiba di Sepantai sore hari. Suasana desa yang tenang, ramah, dan sejuk langsung membuat hati adem. Sungainya yang dikenal sebagai Sungai Sepantai atau Satai terhampar tenang, seperti sudah menunggu kedatangan kami. Malam itu, selepas makan malam di rumah salah satu warga, kami mengatur peralatan pancing, mengecek umpan, dan menyusun rute. Rasa antusias bercampur rasa damai, sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Pagi kedua, langit cerah, dan kami mulai menyusuri sungai. Dari Sepantai, perahu kecil kami melaju pelan, menyusuri aliran Satai menuju muara Statok. Sepanjang perjalanan, kami memancing sambil menikmati keindahan alam. Kadang kami berhenti di spot-spot yang katanya 'ada Buayanya' dan benar saja, beberapa ikan berhasil kami naikkan. Air yang tenang, udara bersih, dan suara alam jadi kombinasi sempurna. Setiap lemparan kail disertai harapan, dan setiap tarikan memberi rasa puas yang tak bisa dibeli.

Power jager mancing


Saat menjelang sore, kami tiba di persimpangan muara Statok, titik pertemuan yang luar biasa indah. Dari sini, arah Sentimo mulai terlihat.Mancing di muara punya sensasi berbeda lebih liar, lebih menantang. Di sinilah cerita, tawa, dan teriakan "Strike!" jadi bagian paling hidup dari perjalanan.

Malam kedua, kami bermalam di pinggir muara, tenda seadanya, ditemani api unggun dan hasil tangkapan yang dibakar perlahan. Bintang bertaburan di langit, obrolan kami mengalir, dan diam-diam... hati mulai jatuh cinta pada suasana ini.

Hari ketiga, saat kembali ke desa, suasana jadi lebih syahdu. Perjalanan pulang terasa lebih sunyi, seolah sungai pun ikut berat melepas kami. Tapi kami tahu, kenangan dua malam tiga hari ini sudah terukir dalam.

Sepantai bukan cuma tempat mancing. Ia adalah tempat pulang bagi jiwa-jiwa yang butuh ketenangan, persahabatan, dan kisah-kisah yang ingin terus dikenang.

Dan ya rindu itu kini nyata. Ingin kembali. Suatu hari nanti, pasti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline