Lihat ke Halaman Asli

Dandung Nurhono

Petani kopi dan literasi

Orang Tua Mesti Memahami Masa Anak-anak

Diperbarui: 12 September 2023   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak bermain ayunan | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Dunia anak-anak merupakan dunia yang unik. Di situ dapat ditemukan berbagai dimensi dengan berbagai dinamikanya yang sangat jauh berbeda dengan dunia kita, sebagai orang tua. 

Anak akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek kehidupanya di masa depan. Karena itu, mengenang masa anak-anak, menjadi suatu peristiwa yang sangat indah, menyenangkan, dan asyik. Apalagi jika kita memahami hakikat dunia anak-anak itu dari kenyataan yang pernah kita alami sendiri, bukan berdasarkan cerita orang lain.

Keunikan kehidupan anak-anak digambarkan dengan menarik oleh Sapardi Djoko Damono dalam puisinya yang berjudul Di Tangan Anak-anak.

Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad, yang tak takluk pada gelombang, menjelma burung, yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan; di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci. “Tuan, jangan kau ganggu permainanku ini.” (Sapardi Djoko Damono, Perahu Kertas, 1983)

Perjalanan anak mengarungi dunianya melewati tiga fase perkembangan, yaitu fase konsepsi diri, fase lahir, dan fase kemampuan realisasi.

Fase konsepsi diri ini dimulai saat seorang ibu tidak mengalami menstruasi, lantas pada bulan-bulan selanjutnya akan muncul gerakan-gerakan kehidupan dari suatu organisme yang tumbuh dalam kandungannya. Pada fase ini, para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma dan sel telur, dan secara detil mereka membahasnya dalam bahasan tersendiri.

Setelah tiba saatnya, organisme itu akan mendesak-desak memaksa keluar dari rahim. Ketika ia berhasil keluar dari rahim, saat itulah disebut fase lahir. 

Bagi seorang ibu, melahirkan merupakan saat-saat penting dan menegangkan, saat yang disebut-sebut merupakan perjuangan seorang ibu dengan taruhan nyawa. Suatu perjuangan hidup-mati, yang hanya bisa dirasakan oleh dirinya sendiri.

Perjuangan yang sangat menegangkan itu akan membawa suasana suka cita ketika terdengar suara tangisan seorang bayi, yang harus meninggalkan rahim ibunya. Semua orang yang ada di sekitar akan merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa.

Ada lima model kelahiran bayi menurut Ellizabeth B. Hurlock yakni, Natural or Spontaneous Birth (kelahiran secara alami/natural), Instrument birth (kelahiran bayi dengan bantuan alat-alat), Breech birth (kelahiran bayi posisi sungsang), Transvers-presentation birth (kelahiran karena keberadaan bayi melintang pada rahim ibu), dan Caesarean-Section birth (kelahiran dengan pembedahan).

Begitu lahir ceprot, maka anak telah membawa bekal warisan dari kedua orang tuanya, terutama sifat fisik dapat dikatakan hampir mirip dengan kedua orang tuanya. Misalnya, golongan darah, warna kulit, struktur tulang, tinggi badan, rambut, atau warna kulit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline