Lihat ke Halaman Asli

Warkop DKI Kartun: Ketika Tawa Legendaris Bertemu Dunia Animasi

Diperbarui: 29 Juni 2025   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warkop DKI hadir dalam versi animasi segar, hibur semua umur lewat tiga misi absurd penuh tawa dan nostalgia. (Dokpri)

Bayangkan Dono, Kasino, dan Indro, bisa melompat dari gedung tanpa cedera, dikejar bos tanpa dipecat, dan menyamar jadi bocah SD tanpa canggung. Dunia kartun memungkinkan itu semua. Dan, begitulah Warkop DKI Kartun bekerja: ia membawa trio legendaris ke realitas baru, namun tetap dengan tawa khas mereka yang tak lekang oleh zaman.

Film animasi ini tayang di bioskop sejak 26 Juni 2025, dengan durasi kurang lebih 80 menit. Diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh kolaborasi Rako Prijanto bersama Daryl Wilson. Sebagai penggemar Warkop, saya bisa bilang: ini bukan hanya animasi, ini adalah penjaga warisan humor Indonesia.

Trio Lawak dalam Tiga Misi Absurd

Mengusung format omnibus, film ini terbagi dalam tiga cerita utama. Dalam dunia fiksi sebagai agen CHIIPS (referensi dari serial CHiPs tahun 80-an), Dono, Kasino, dan Indro dihadapkan pada misi yang tak biasa:

  • Melawan robot ciptaan sendiri yang berubah jadi ancaman.
  • Menyamar jadi bocah SD untuk membongkar skandal jawaban ujian nasional.
  • Menjadi pemain Timnas Indonesia demi mencegah konspirasi nuklir Korea Barat (iya, kamu nggak salah baca - Korea Barat).

Ketiga kisah ini absurd, tapi menggemaskan. Apalagi ketika dikemas dengan animasi penuh warna, gerak slapstick, dan referensi budaya pop dari berbagai era: mulai dari gaya visual Scooby-Doo, aroma investigatif Detective Conan, hingga sentuhan Shinchan dan Tom & Jerry. Bahkan, wasit legendaris Pierluigi Collina dan pemimpin Korea Utara "Kim Jong-un KW" pun ikut nimbrung jadi cameo!

Nilai Lebih: Nostalgia yang Dibungkus Kekinian

Film ini menjembatani dua generasi: mereka yang tumbuh bersama film Warkop di kaset video (VHS) tahun 80--90an, dan anak-anak masa kini yang lebih akrab dengan YouTube daripada trio komedi legendaris Dono, Kasino, dan Indro.

Bagi generasi lama, ini adalah nostalgia rasa baru. Komedi khas Warkop yang penuh celetukan, gestur lebay, dan kritik sosial tersirat masih terasa kental. Penonton dewasa akan menangkap satire pendidikan, teknologi, hingga sepakbola nasional yang disisipkan secara jenaka. Sementara anak-anak bisa menikmatinya tanpa harus paham semua konteks - karena bentuk kartunnya yang menghibur secara visual dan tak mengandung humor dewasa yang vulgar.

Suara pengisi karakter juga patut diapresiasi. Meski tidak bisa menyamai 100% keunikan suara asli Dono, Kasino, dan Indro, kemiripannya cukup menyenangkan telinga, apalagi dikombinasikan dengan gaya bicara dan punchline yang khas. Yang jelas: ini bukan sekadar meniru, tapi menghormati.

Apakah Sempurna? Tentu Tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline