Lihat ke Halaman Asli

Ignasia Kijm

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Usaha yang Memberdayakan Sesama

Diperbarui: 5 Desember 2022   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program tahunan SATU Indonesia Awards diselenggarakan dalam rangka mencari pemuda-pemudi terpilih Indonesia yang telah memberdayakan dan menggerakkan masyarakat. (foto dokumentasi pribadi)

Berkontribusi dan membangun negara bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah membuka usaha. Sumbangsih bagi negeri bisa dilakukan siapapun termasuk seorang wirausaha. 

Pertengahan Desember 2019. Siang itu di sebuah toko di area perumahan dengan spanduk bertuliskan House of Silver 999 penulis menjumpai Faishal Arifin. Pria itu menyambut penulis dengan ramah walaupun udara Kota Malang saat itu cukup terik. 

Faishal mengawali percakapan dengan mengisahkan kenangan satu dekade silam. Saat itu ia tengah menempuh pendidikan di Universitas Widyagama Malang. Faishal menjajal berbagai usaha, di antaranya berjualan ayam bakar menggunakan gerobak.

Faishal memilih usaha ayam bakar dilatari profesi sebelumnya sebagai peternak ayam. Sayangnya usahanya itu gulung tikar akibat wabah flu burung. “Semula saya pikir prospeknya bagus, ternyata perhitungan meleset,” kata Faishal.

Ayam yang tidak laku terjual selanjutnya digunakan sebagai modal usaha ayam bakar. Seiring berjalannya waktu usaha tersebut menampakkan hasil yang memuaskan. Faishal pun menambah menu mie ayam.

Awalnya area pemasaran usaha Faishal hanya di kawasan perumahan. Guna memperluas pasar Faishal terpikir untuk berjualan keliling menggunakan sepeda motor berikut gerobaknya.

Nahasnya suatu hari gerobak yang berisi ayam bakar itu terbakar. Angin kencang memporakporandakannya hingga hancur. “Saya bangkrut,” tutur Faishal.

Faishal yang saat itu telah lulus kuliah terpikir untuk mencari pekerjaan. Tidak mudah mendapatkan pekerjaan di Malang. “Saya dengar informasi bahwa mencari kerja di Kalimantan itu mudah. Saya tertarik,” kata Faishal.

Faishal Arifin boleh berbangga sebab tokonya pernah dikunjungi oleh tamu negara yang tergabung dalam misi perdamaian PBB. (foto dokumentasi pribadi)

Faishal dilema. Ia dihadapkan pada dua pilihan, sisa uang hasil berdagang akan digunakan untuk modal membuka usaha atau biaya mencari pekerjaan di Kalimantan. “Saya memilih berangkat ke Kalimantan. Gaji yang saya dapat nantinya bisa dipakai sebagai modal membuka usaha,” ujar Faishal.

Lagi-lagi Faishal harus menelan pil pahit. Tidak gampang mendapatkan pekerjaan di Kalimantan. Alhasil Faishal hanya menganggur.  “Saya ingin membuka usaha di sana tapi tidak punya modal,” kata Faishal.

Faishal memutuskan kembali ke Malang. Sebelumnya ia ingin mencari modal. Belakangan Faishal melihat banyak usaha perhiasan di Kalimantan. Apalagi pamannya bekerja sebagai penggosok batu permata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline