Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Dari Surau dan Silek untuk Cinta Pada Indonesia

Diperbarui: 24 Agustus 2022   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Surau dan Silek. Foto: mahakaryagroup.co.id

Bulan Agustus menjadi bulan yang sakral bagi kita bangsa Indonesia. Ya, bulan Agustus mengajarkan kita nilai-nilai perjuangan dan patriotisme. Bulan yang mengajak kita untuk merasa bangga pada negeri bernama Indonesia ini.

Memupuk kebanggaan pada Indonesia adalah sebuah keharusan. Harus dilakukan oleh siapapun yang mengaku sebagai orang Indonesia. Nantinya, rasa bangga itu akan melahirkan rasa cinta yang mendalam akan negeri tercinta ini.

Rasa cinta itu harus dipelihara agar terus tumbuh. Jangan sampai mati. Dan salah satu jalan untuk mempertahankannya adalah dengan menonton film-film yang bisa menggugah rasa cinta itu sendiri.

Apa saja film-film yang dimaksud ?

Film Surau dan Silek bisa dijadikan sebagai referensi. Sebuah film yang mengambil setting  budaya Minangkabau. Banyak aspek dari film ini yang membuat kita makin cinta pada Indonesia.

Surau dan Silek merupakan drama keluarga. Alur ceritanya sangat sederhana, tapi penuh makna.

Salah satu poin penting dari film ini adalah tentang bagaimana kita seharusnya memaknai dari " silek " (pencak silat). Khususnya yang berkaitan dengan tradisi dan budaya Minangkabau yang terkenal dengan semboyan "Adat basandi syara', Syara" basandi kitabullah ".

Film ini mengisahkan bagaimana pengalaman seorang anak kecil bernama Adil bersama dua sahabatnya, Dayat dan Kurip, dalam mengenal dan memahami apa itu ilmu silat. Bahwa silat itu tak sekedar ilmu bela diri, tapi juga kaya akan nilai-nilai luhur dan filosofi.

Ceritanya diawali dengan ketidak puasan  Adil yang merasa dicurangi setelah dikalahkan Hardi dalam sebuah sebuah pertandingan silat. Adil merasa tidak puas dan ingin membalas kekalahan itu pada kompetisi berikutnya. Namun berbagai persoalan muncul dalam persiapannya menghadapi kompetisi itu.

Mulai dari guru silatnya,Rustam, yang pergi merantau. Kesulitan dalam mencari sosok guru pengganti. Sampai pada keengganan seorang guru silat yang biasa dipanggil Kakek Djohar untuk melatihnya dan dua kawannya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline