Lihat ke Halaman Asli

Ardi Bagus Prasetyo

Praktisi Pendidikan

Aksen dalam Kehidupan Berbahasa Indonesia Sehari-hari

Diperbarui: 7 April 2022   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(https://pendidikan.co.id/)

Pernahkah anda mengenal tentang apa yang dinamakan aksen atau logat? Aksen atau logat ini mampu menghadirkan situasi yang khasa bagi penutur khususnya ketika dalam komunikasi lisan. Lalu, apa yang dapat kita pahami dari suatu logat atau aksen seseorang?

Menurut Sugito dalam Tjandra (2004: 42) menyatakan bahwa, dalam komunikasi lisan manusia selalu banyak memakai unsur ucapan seperti pada aksen, intonasi, ritme, dan pause sebagai pengganti tulisan dalam komunikasi tertulis untuk menyampaikan bermacam-macam informasi kepada lawan bicaranya dan termasuk dalam bidang fonetik.

Aksen ada bermacam-macam tetapi dalam bidang linguistik, aksen memiliki pengertian suatu penempatan tetap tinggi-rendah atau kuat-lemahnya bunyi pada tiap-tiap kata atau frase (Widjaja, 2005). 

Sedangkan menurut Mitsuo dalam Tjandra (2004) ia mengungkapkan bahwa, aksen adalah penonjolan ucapan yang bersifat relatif dan terbentuk berdasarkan kebiasaan sosial dari suatu masyarakat bahasa dan dikenakan pada pengucapan kata.

Dari pendapat di atas dapat diuraikan suatu simpulan bahwasannya, aksen merupakan bagian dari ilmu fonologi (linguistik) yang berupa ciri khas seseorang yang terbawa melalui ucapan lisan (verbatim) yang dipengaruhi oleh bahasa ibu atau bahasa daerah. 

Sehingga saat berbicara menggunakan bahasa Indonesia ciri khas penyampaian yang ditandai dengan penekanan atau pola intonasi pada suatu bunyi kata yang muncul. Pola intonasi atau penekanan-penekanan tersebut dinamakan aksen atau logat (parole).

Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan aksen yang signifikan pada setiap jenis kata yang diucapkan. Hanya saja pada suatu kasus terutama ketika berbicara di suatu forum atau diskusi, kita dapat menjumpai seseorang yang sedang mengobrol dengan lawan bicaranya tanpa sengaja mengucapkan logat atau aksen tertentu yang menandai bahwa ia berasal dari etnis atau suku tertentu. 

Aksen ini biasa muncul di tempat-tempat tertentu yang memungkinkan beberapa orang saling berdiskusi dengan latar belakang suku yang berbeda pula. Sehingga mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang tercampur dengan nada aksen bahasa daerah mereka. 

Contoh yang dapat ditemukan dari aksen bahasa daerah yang biasa didengar melalui pengucapan bahasa Indonesia seperti bahasa Banjar, Jawa, Madura, Papua, Kutai, Betawi, dan lain sebagainya.

Pengucapan kata "bisa", yang jika diucapkan mendapat pengaruh aksen bahasa Jawa sehingga dalam pengucapan justru terdengar "mbisa". Kemudian kata "selamat" yang diucapkan oleh orang suku Papua atau yang berasal dari Indonesia bagian Timur. Kata selamat yang mereka ucapkan akan terdengar aneh atau di bagian vokal {-e-}. Perbedaan itulah yang dinamakan aksen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline