Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Arang Daging Kurban

Diperbarui: 2 Agustus 2020   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

       Bumbu sate sudah siap. Potongan bawang merah,  cabe merah dan hijau,  plus tomat, lalapan hijau.  Kecap terenak dari kampung sudah diaduk - aduk rata. Arang kayu pun sudah membara terus dikipas - kipas Maimun dengan bersemangat.  Sementara lima anaknya, yang masih kecil -  kecil bergantian menelan liur. Menahan lapar.

       Ibu muda cantik namun kurus karena beban hidup itu teramat yakin,  bahwa suaminya akan pulang membawa berkantong daging qurban. Kambing atau sapi tak masalah.
Tiba tiba api memercik besar dari arang kayu.  Maimun panik. Malah menyenggol panggangan itu tumpah. Apinya berkobar kemana mana.
Lima anaknya menjerit,  menangis ketakutan.

       Ciiiiit?
       Grubyaaak!
Kejaaar!
Kejaaar mobir bangsat itu..!
Terdengar orang orang berkumpul ramai di perempatan
Ada penyebrang jalan di tabrak mobil sepertinya.

       Sampai sore. Maimun masih sibuk memastikan bara arang kayunya siap memasak daging kembali. Lima anaknya tertidur dalam lapar. Sampai mau magrib batang hidup. Kang Kohar masih belum juga nampak batang hidungnya...

(Arang Daging Korban,  geguritan Gurujiwa,  awal agustus, 14.48.WIB)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline