Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Di Mana Pun Ibu Kotanya, Bahasa "Nasional" Remaja Tetap Bahasa Jakart(e)

Diperbarui: 23 Juni 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sudut kota Jakarta. Foto oleh Kristianto Purnomo/ Kompas.com

Kamu tentu sudah akrab dengan kata pelembut (atau pemanis) seperti dong, deh, sih. Itu adalah bahasa ungkap sehari-hari orang Jakarte (atau Betawi).

Tak dapat dipungkiri, bahasa pergaulan anak Jakarta sudah "menjajah" bahasa percakapan remaja Indonesia (terutama yang berada di perkotaan). Bahkan orang-orang dewasa pun menggunakannya.

Gua (gue), lu, cewek, cowok, dan lain-lainnya itu sudah menjadi bahasa ucap yang umum bagi remaja. Kalau para remaja itu tinggal di sekitar Botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi) mungkin masih dapat dimaklumi. Tapi bahasa anak Jakarta itu sudah merambah jauh, ratusan hingga ribuan kilometer. Juga melintasi pulau.

Juga ada kata-kata anak Jakarta yang juga sering dipakai. Seperti menghilangkan suku kata depan. Gini (begini), gitu (begitu), gimana (bagaimana). Dan mengganti akhiran "kan" menjadi "in".

Diapain (diapakan), lupain (lupakan), ngapain (mengapa), dan ... (silakan kamu menambahkan).

Ada juga yang tak sesuai dengan KBBI. Seperti kata kasih dan buat.
Kasih dalam bahasa Jakarta berarti "beri". Misal ada kalimat, "Kasihin buku ini ke dia. Beri buku ini ke dia."

Dan kata buat yang berarti "untuk". "Kembang ini buat lu. Kembang ini untukmu." Sedang kata "buat" sendiri orang Jakarta menyebutnya, bikin. Namun, di KBBI kata "buat" juga berarti bikin.

Jauh sebelum itu sudah ada kata-kata anak Jakarte yang menjadi bahasa sehari-hari, bahkan sudah masuk dalam KBBI. Seperti begadang, canda, asyik, santai (kini santai berkembang menjadi santuy).

Tak perlu diherani. Karena, memang, Jakarta adalah pusat segalanya. Dari pusat pemerintahan, ekonomi, budaya, gaya hidup, dan sebagainya. Jadi apa pun yang terjadi di Jakarta akan mudah ditiru orang-orang di daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline