Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Dicari: Ksatria Berbaju Zirah

Diperbarui: 31 Agustus 2025   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Saya sungguh menghargai kedatangan Anda. Saya tahu. Menempatkan iklan di Swindler mungkin bukan cara terbaik untuk mengatasi hal ini.

Saya  ... saya tidak tahu harus mencari bantuan ke mana. Mungkin seharusnya saya menjelaskannya secara langsung, tapi saya khawatir Anda tidak akan datang.

Saya akan menceritakan semuanya pada Anda.

Dimulai dengan ulat. Serius!

Makhluk merayap kecil itu berkerumun di pepohonan yang tertutup salju di belakang villa gubuk saya. Mereka membuat sarang di sekeliling jarum cemara, bola-bola benang putih lengket yang tergantung di dahan.

"Serangan hama," gerutu Kakek Kondolangit ketika saya masuk untuk membeli beberapa bahan makanan. Dia mengeluarkan kaleng semprotan insektisida dari bawah meja, meletakkannya di sebelah susu.

"Saya tidak suka menggunakan barang itu, Tete Kondolangit. Itu tidak baik untuk lingkungan.Mencemarkan alam sekitar."

"Ambil," perintahnya tegas ketika saya ragu-ragu. Dia menyorongkannya ke tangan saya. "Jadi, karena kau sudah punya kalau kau perlu itu barang."

Itu adalah khutbah menurut standar Kakek Kondolangit, jadi saya mengambilnya, memasukkannya ke dalam ransel saya, dan dia menyebutkan sisanya.

Kakek Kondolangit berusia sekitar seratus tahun, mengelola toko kecil berdebu di Toko Rimbamart untuk mereka yang punya villa gubuk di sini. Peradaban berikutnya adalah Bantarkali, satu jam berkendara menuruni gunung. Saya mencoba untuk tetap berbaik-baik dengan Kakek Kondolangit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline