Lihat ke Halaman Asli

pungtuasi 2

Diperbarui: 28 Mei 2025   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

sedikit cerita yang menentukan tanda baca membuat salah pemahaman pembaca.

 sebuah cerita pendek yang menggunakan tanda baca (pungtuasi) bukan sekadar sebagai simbol, tapi sebagai bagian penting dari makna dan suasana cerita: 

Judul: "Surat dari Nanda"

Pagi itu, Dina menemukan secarik kertas di bawah pintu.
Tulisannya terburu-buru, seperti ditulis tengah malam.

"Jangan keluar. Tunggu aku. Jangan percaya siapa pun---terutama Pak Raka."

Dina membaca ulang. Tanda hubung di akhir kalimat itu membuatnya gelisah. Apakah maksudnya belum selesai? Atau memang sengaja digantung?

Ia menatap ke luar jendela. Di kejauhan, Pak Raka sedang menyiram tanaman. Ia melambaikan tangan, tersenyum.
Dina membalas, ragu.

"Apakah ini peringatan... atau jebakan?" gumamnya.

Ia menulis balasan, cepat:

"Nanda, kamu serius? Kenapa aku harus percaya kamu, bukan dia?"

Namun ia ragu mengirimnya. Tanda tanya itu menusuk seperti pisau---mungkin terlalu tajam. Dina menambahkan titik di bawahnya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline