Lihat ke Halaman Asli

Apakah Menyenangkan Orang Lain Menguntungkan? Menelusuri Dampak Negatif People Pleaser

Diperbarui: 23 Juni 2025   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di masa kini, sebutan people pleaser bukan lagi hal yang asing ditelinga. Orang-orang dengan sadar dan mudahnya memberi label tersebut kepada dirinya maupun orang lain tanpa mengetahui dengan jelas apa itu people pleaser, siapa saja yang termasuk di dalamnya, dan apa yang menjadikan mereka seperti itu.

People pleaser adalah sebutan teruntuk orang yang selalu mengusahakan sesuatu untuk orang lain tanpa memikirkan dirinya. People pleaser, melakukan hal-hal yang berbanding terbalik dari keinginannya demi menyenangkan orang lain. Di mana hal ini akan mengakibatkan individu dengan sebutan people pleaser sulit untuk mencapai tujuan personal dalam hidupnya.

Dalam teori psikologi yang dikembangkan oleh Karen Horney, disebutkan bahwa manusia memiliki 3 kecenderungan dalam hidup sebagai cara mengatasi konflik. Yang pertama adalah kecenderungan mendekat, selanjutnya kecenderungan menjauh, dan yang terakhir adalah kecenderungan melawan. Orang dengan label people pleaser masuk ke dalam kategori orang yang mengatasi konflik dengan cara mendekatkan diri dengan orang lain.

Teori Karen Horney juga menyebutkan bahwa penolakan, kelalaian, kurang nya perhatian, dan pengasuhan yang otoriter serta penuh kritik merupakan pemicu timbulnya kecemasan dasar. Ketika kecemasan dasar muncul ke permukaan, maka seseorang akan menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam dirinya. Kecenderungan mendekati orang lain merupakan salah satu jenis respons yang membantu seseorang untuk mengatasi kecemasan dasar. Orang yang menggunakannya akan berfokus untuk membuat ikatan dan bergantung pada orang lain. Namun, ini hanya bisa digunakan dalam jangka pendek dan tidak dibenarkan untuk digunakan secara berkelanjutan. Karena ketika seseorang menggunakan cara ini secara berlebihan saat mengatasi konflik, maka mereka akan mencari kasih sayang, menjadi haus validasi, dan pada akhirnya mereka akan mengorbankan kebutuhan dirinya demi menjaga hubungan dan mendapatkan persetujuan sosial. Di sinilah masalah mulai muncul, kesalahan dalam penggunaan mekanisme pertahanan ini terjadi ketika seseorang merasa terjebak di antara keinginan untuk mendapatkan penerimaan dan ketakutan ditolak atau dikecewakan. Hal ini akan membuat seseorang bergantung berlebihan kepada orang lain, dan di titik inilah seorang people pleaser terlahir.

People pleaser sering kali dikaitkan dengan sebutan heroik. Mereka disebut sebagai juru penyelamat, malaikat, dan banyak sebutan ‘mendewakan' lainnya yang terkesan positif. Hal inilah yang secara perlahan membuat diri mereka kesulitan untuk menolak suatu permintaan. Dan juga membuat mereka merasa harus selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain, sampai akhirnya mereka berada di tahap mendahulukan kepentingan orang dibandingkan kepentingan diri sendiri.

Mereka sangat terkenal sebagai sosok yang tidak dapat menolak sesuatu. Mereka juga sangat kesulitan mengatakan “Tidak”, dan sangat berat untuk menyatakan perasaannya. Ketika merasa tidak nyaman dalam sebuah situasi, para people pleaser lebih memilih diam karena takut mengecewakan orang lain. Ketika tidak setuju terhadap suatu gagasan, mereka akan mencari cara agar gagasan itu terasa lebih masuk akal. Ini semua mereka lakukan karena mereka merasa takut tidak diterima dalam lingkungan sosial sehingga mereka terus menerus mengorbankan dirinya.

Harus diakui, bahwa orang dengan sikap people pleaser adalah orang-orang yang kelewat baik. Namun, apakah benar mereka melakukan hal tersebut secara tulus tanpa mengharapkan balasan? Melalui banyak narasi di atas, rasanya sudah sangat cukup untuk menjelaskan bahwasanya seorang people pleaser bukanlah orang tulus kelewat baik seperti yang kita selama ini pikirkan.

Pastinya, orang yang memiliki seorang people pleaser dihidupnya merasa sangat beruntung. Namun untuk para people pleaser itu sendiri, mendahulukan kepentingan orang lain bukanlah hal yang benar-benar membuat mereka bahagia. Sebagai manusia, sangat wajar setidaknya ada setitik rasa bahagia ketika berhasil membuat orang lain bahagia. Namun, hal ini berbeda bagi seseorang yang termasuk ke dalam kategori people pleaser. Karena mereka melakukan hal-hal tersebut karena takut menerima kritik atau teguran, mereka menganggap diri mereka lebih rendah dari orang lain, sulit menolak permintaan walaupun dalam posisi sedang kesulitan, enggan menyuarakan kebutuhan sendiri, selalu meminta maaf karena berpikir dengan melakukan hal itu mereka akan diterima, dan mereka cenderung selalu mencari posisi ‘aman' dalam menyampaikan sesuatu.

Mungkin dalam porsi yang lebih sedikit, menyenangkan orang lain adalah hal yang menguntungkan karena membuat seorang people pleaser mendapatkan keamanan yang ia selalu cari. Namun, ketika hal ini sudah berlebihan itu bukan lagi hal yang menyenangkan. Ini merupakan suatu kondisi yang mengkhawatirkan.

Menjadi seseorang yang menyenangkan, dan dapat membuat orang bahagia adalah hal yang positif. Namun menghargai diri sendiri jauh lebih penting dibandingkan dengan mendahulukan orang lain. Dengan meniatkan diri untuk mengubah kebiasaan negatif people pleaser secara perlahan, seseorang people pleaser akan mampu mengatasi perilaku people pleasing nya. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan memulai komunikasi secara asertif, belajar untuk mengatakan tidak pada suatu hal yang memang tidak dikehendaki, membuat batasan yang sehat dalam berhubungan, dan menjadikan diri sebagai prioritas utama.

Untuk kalian yang merasa relate dengan tulisan ini, untuk kalian yang merasa belum mampu keluar dari lingkaran setan ini, mari perlahan belajar untuk lebih menyayangi dirimu sendiri. Kamu pasti bisa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline