Kopra merupakan daging buah kelapa yang telah dikeringkan dan berfungsi sebagai bahan baku produksi minyak kelapa. Kopra Indonesia merupakan salah satu komoditsa ekspor dari Indonesia yang kian diminati oleh negara luar. Tujuan ekspor kopra dari Indonesia antara lain India, Malaysia, Filiphina, Bangadesh dan Taiwan. Indonesia merupakan produsen terbesar keempat di dunia setelah Filipina, India dan Sri Lanka.
Ada dua jenis kopra yang ada di Indonesia yaitu kopra putih dan kopra hitam (kopra asap). Kopra putih dhasilkan dengan cara dikeringkan dengan mesin misalnya dengan cara di oven, sedangkan kopra hitam atau kopra asap biasa dihasilkan dengan cara pengasapan atau dikeringkan dibawah sinar matahari.
Kopra merupakan produk unggulan dari Maluku Utara. Pada tahun 2024 tercatat di Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Maluku Utara, kopra yang dilalulintaskan dari Maluku Utara sebanyak 63.936.720 kilogram dengan tujuan Bitung, Manado dan Surabaya.
Komoditas kopra ini sangat menjanjikan dan bernilai tinggi karena kopra memiliki manfaat yang sangat banyak antara lain sebagai bahan baku minyak kelapa, margarin, kosmetik, bahan baku makanan dan lain-lain. Masyarakat di Indonesia sangat tergantung sekali dengan minyak. Selain permintaan masyarakat di Indonesia yang banyak, permintaan pasar dunia akan kopra juga sangat tinggi.
Namun sampai saat ini kopra dari Maluku Utara seakan susah menembus pasar Internasional, selain kendala transportasi juga ada kendala dari kualitas kopra yang di produksi secara sederhana. Dari sisi transportasi, kopra tidak bisa langsung ke negara tujuan namun harus transit terlebih dahulu ke Surabaya.
Dari segi pengolahan juga masih belum bisa menembus pasar internasional. Pasar internasional menghendaki kualitas kopra yang bagus. Pengolahan kopra yang masih secara tradisional membuat kopra belum diminati negara tujuan. Kopra dengan pengasapan manual mengakibatkan daging buah terlalu menghitam. Selain proses pembuatan kopra pemilihan bahan kelapa masih belum ada standar. Buah kelapa yang belum terlalu tua kadang masih dijadikan kopra. Kopra dari kelapa yang belum tua akan mengakibatkan kopra mudah hancur. Selanjutnya proses penyimpanan kopra yang hanya ditumpuk dan dibiarkan dalam gudang juga akan mengakibatkan kopra terserang hama gudang.
Sebenarnya selain kopra hitam, di Halmahera juga sempat mengembangkan kopra putih. Proses pembuatan kopra lebih modern yaitu dengan mengeringkan daging kelapa menggunakan oven. Kelebihan kopra putih, warna daging kopra menjadi putih dan kadar air yang rendah. Dari segi kualitas dan harga juga lebih tinggi dari kopra hitam. Komoditas kopra putih dari Maluku Utara juga sempat menembus pasar Dubai Uni Emirat Arab namun ekspor juga masih harus transit lewat Surabaya. Tak hanya Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat juga pernah mengembangkan kopra putih, Namun pengiriman kopra putih dari Halmahera hanya sebatas sampai Surabaya.
Kopra hitam Maluku Utara pernah juga diekspor langsung ke Philiphina melalui Pelabuhan Tobelo. Dengan melihat potensi kopra yang cukup tinggi sudah seharusnya untuk berkerja bersama agar kopra dari Maluku Utara bisa memembus pasar ekspor.
Langkah yang bisa diambil yaitu mengedukasi petani kopra tentang penanganan pasca panen buah kelapa, pembuatan kopra dan penyimpanan kopra. Teknik pengeringan yang tepat seperti pengeringan matahari dan pengasapan tidak langsung untuk mendapat kadar air yang optimal untuk menvegah kontaminasi. Proses sortasi dan grading juga sangat dibutuhkan untuk memastikan kopra memenuhi standar kualitas ekspor. Selain itu juga koordinasi dengan pemangku kebijakan agar infrakstutur seperti pelabuhan, jalan dan gudang penyipanan bias terakomodir secara sempurna sehingga kopra dari Maluku Utara bisa ekspor langsung ke negara tujuan. Jika semua sudah bisa saling bekerja sama untuk menangani permasalahan kopra, bukan tidak mungkin jika suatu saat kopra Maluku Utara akan kembali berjaya di pasar global.
Bangkit memang tidak mudah, namun jika kita mau begerak bersama. Semuanya akan jadi mudah.