Umat Tengah: Jalan Keseimbangan di Tengah Kegaduhan Zaman
Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos.
Di tengah dunia yang semakin bising oleh polarisasi, ekstremisme, dan perpecahan, konsep umat tengah atau ummatan wasathan dalam Al-Qur'an kembali menjadi lentera penuntun. Allah Swt. berfirman dalam QS. Al Baqarah [2]: 143:
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."
Ayat ini mengandung makna mendalam bahwa Islam menginginkan umatnya menjadi poros keseimbangan - umat yang tidak condong pada sikap berlebihan (ifrath) maupun kelalaian (tafrith). Dengan kata lain, umat tengah adalah umat yang adil, moderat, dan rasional, yang menjadi saksi kebenaran bagi umat manusia.
Umat Tengah sebagai Prinsip Moderasi Islam
Konsep ummatan wasathan merupakan inti dari moderasi Islam (wasathiyyah). Islam tidak menolak dunia, tetapi juga tidak menuhankannya. Islam mengajarkan keseimbangan antara:
Ibadah dan kerja sosial,
Akal dan wahyu,
Dunia dan akhirat,
Tradisi dan pembaruan.