Lihat ke Halaman Asli

Britania Raya: Ketika Kebahagiaan Menjadi Proyek Politik

Diperbarui: 3 Oktober 2025   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Analisa Tajam  Britania Raya: Kebahagiaan adalah Karya

Kebahagiaan nasional bukanlah misteri mistis  ia produk kebijakan, institusi, distribusi sumber daya, dan konflik kepentingan. Britania Raya menampilkan kontradiksi yang tajam: ada perangkat kebijakan dan institusi yang mencoba merancang kebahagiaan (framework, layanan publik), tetapi realitas distribusi anggaran, perumahan, dan ketimpangan sering merusak hasilnya.

1) Negara yang mengukur kebahagiaan secara sistemik.

Sejak 2010 ONS menjalankan program Measuring National Well-being indikator komprehensif yang melampaui GDP dan mengukur aspek personal, komunitas, dan nasional. Ini menunjukkan bahwa Inggris mencoba menjadikan kebahagiaan objek kebijakan, bukan sekadar retorika. 

2) Infrastrukturnya: NHS sebagai barang publik inti tapi tertekan.

NHS didesain sebagai layanan kesehatan universal yang diberikan berdasarkan kebutuhan, bukan kemampuan bayar; ia menjadi pilar utama kesejahteraan publik. Namun tekanan biaya, kekurangan staf, dan antrian menekan fungsi protektif ini terhadap kesejahteraan warga. 

3) Dampak kebijakan fiskal (austerity) melemahkan kapasitas publik.

Pemotongan anggaran lama dan tekanan fiskal berkepanjangan telah mengurangi kapasitas layanan pencegahan dan dukungan sosial  memunculkan risiko biaya akut yang lebih tinggi di masa depan dan memperbesar jurang kesejahteraan antar-grup. Dalam kata lain: framework ada, tapi kapasitas publiknya terkikis. 

4) Ketimpangan dan kemiskinan tetap akut.

Laporan-laporan independen menunjukkan tingkat kemiskinan yang masih tinggi dan risiko memburuk bagi kelompok rentan anak, pekerja upah rendah, keluarga di perumahan tidak layak yang menyabotase klaim "kebahagiaan nasional." 

5) Krisis perumahan sebagai bukti kegagalan redistributif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline