Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Saoqillah

Dosen dan peneliti di bidang Ilmu Komunikasi dengan fokus pada media digital, komunikasi massa, dan personal branding. Aktif mengajar, menulis, dan melakukan penelitian seputar perkembangan komunikasi di era digital.

Media dan Politik di Era Digital

Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media dan politik merupakan dua entitas yang berbeda namun keduanya saling memengaruhi. Media tidak hanya menjadi saluran informasi, tetapi juga arena kontestasi ideologi, opini, dan kekuasaan. Dalam era digital, peran media semakin kompleks karena hadirnya media sosial yang mempercepat arus informasi, membentuk opini publik, dan bahkan menggerakkan aksi politik. Oleh karena itu, kajian media dan politik menjadi penting untuk memahami bagaimana komunikasi politik berlangsung, bagaimana media membingkai isu, serta bagaimana publik meresponsnya.

Secara historis, media massa sering diposisikan sebagai pilar keempat demokrasi, berfungsi mengawasi jalannya kekuasaan. Namun, media juga dapat menjadi alat propaganda, terutama ketika memiliki afiliasi dengan kelompok politik tertentu. Di Indonesia, kontestasi politik seringkali tercermin dalam keberpihakan media terhadap kandidat atau partai tertentu. Media tidak hanya memberitakan, tetapi juga membentuk citra politik melalui pilihan kata, visual, dan narasi.

Media sosial menghadirkan dinamika baru dalam politik. Politisi kini dapat berkomunikasi langsung dengan publik tanpa harus melalui filter media arus utama. Fenomena buzzers, cyber troops, dan hashtag war menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi medan tempur politik. Di sisi lain, media sosial juga memperluas partisipasi politik warga, memberikan ruang untuk kritik, diskusi, bahkan mobilisasi massa. Kasus demonstrasi, kampanye digital, dan viralnya isu politik di Twitter atau TikTok menjadi bukti nyata pengaruh media digital terhadap politik kontemporer.

Keterhubungan erat antara media dan politik menimbulkan sejumlah tantangan. Pertama, isu disinformasi dan hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Kedua, polarisasi politik yang semakin tajam akibat echo chamber di media sosial. Ketiga, independensi media arus utama yang sering dipertanyakan karena kepemilikan media kerap terafiliasi dengan elite politik. Implikasi dari fenomena ini adalah perlunya literasi media dan penguatan etika jurnalistik untuk menjaga kualitas demokrasi.

Kajian media dan politik menunjukkan bahwa media tidak pernah netral, tetapi selalu menjadi bagian dari proses politik. Media mampu mengarahkan opini publik, membentuk citra politik, dan bahkan memengaruhi hasil kontestasi politik. Di era digital, tantangan semakin besar dengan hadirnya media sosial yang serba cepat dan sulit dikendalikan. Oleh karena itu, penting bagi akademisi, jurnalis, politisi, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun ekosistem media yang sehat, transparan, dan demokratis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline