Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Memahami Ulang Peran Arya Wiraraja dalam Politik Jawa Kuno

Diperbarui: 23 September 2025   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adipati Kerajaan Kuno di Indonesia. (Canva AI via Kompas.com)

Nama Arya Wiraraja hampir selalu disebut dengan rasa kagum. Ia dikenal cerdik, lihai memainkan siasat.

Banyak yang menilainya sebagai tokoh kunci runtuhnya Singasari sekaligus arsitek awal lahirnya Majapahit. Ceritanya memang penuh intrik politik.

Tapi apakah ia sekadar penipu ulung? Apakah ia digerakkan dendam pribadi? Atau kita perlu melihatnya dari sudut yang lain supaya sosoknya lebih mudah dipahami?

Kisah kehebatan Wiraraja bersandar pada sumber-sumber lama. Pararaton dan sejumlah kidung, termasuk Kidung Harsawijaya, jadi rujukan utama.

Satu hal yang perlu diingat: ini bukan karya sejarah modern yang netral. Mereka adalah karya sastra. Ditulis ratusan tahun setelah peristiwa. Isinya kerap meracik fakta dan mitos.

Ada pula tujuan politik di baliknya, seperti upaya melegitimasi dinasti tertentu (Kompas, 2022).

Bukan tidak mungkin, kisah tentang Wiraraja sengaja dibuat lebih dramatis untuk menegaskan satu gagasan besar: berdirinya Majapahit dipandang sebagai takdir yang agung.

Akibatnya, citra Wiraraja sebagai dalang tunggal bisa jadi dibuat berlebih.

Salah satu pemicu kuat narasi itu adalah cerita pengasingan dirinya. Konon, Raja Kertanegara "membuang" Wiraraja ke Sumenep.

Dari sana muncul anggapan ia menyimpan dendam mendalam, lalu merancang segala tipu dayanya.

Coba kita uji logikanya. Apakah Sumenep benar-benar wilayah buangan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline