Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Gowok, Kamasutra Jawa, dan Peran Perempuan Priyayi

Diperbarui: 24 Agustus 2025   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Gowok Kamasutra Jawa karya sutradara Hanung Bramantyo(INSTAGRAM @hanungbramantyo via Kompas.com)

Sebuah film sering dinilai dari dua sisi. Sisi itu saling bertolak belakang.

Sisi pertama adalah soal kemampuan dagangnya. Kemampuan itu harus bisa menghibur penonton.

Produk dagang harus bisa laku keras. Penonton juga harus merasa sangat puas.

Sisi kedua adalah peran produk budaya. Peran itu harus bisa mencerahkan penonton. Apakah film itu memberi wawasan baru? Apakah ia berani membongkar hal terlupakan?

Film "Gowok: Kamasutra Jawa" adalah contohnya. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Karyanya berdiri di tengah perdebatan krusial (ANTARA News).

Film ini memang dirancang untuk sukses. Ia dirancang untuk sukses secara komersial.

Film ini memilih cerita cinta. Cerita cinta menjadi mesin utama plot.

Formula ini sudah terbukti sangat ampuh. Formula itu menarik minat banyak penonton.

Ini adalah strategi penyutradaraan yang cerdas. Tema sejarah kompleks dibungkus narasi populer.

Tujuannya tentu sangat jelas. Agar pesan sejarahnya menjangkau audiens luas.

Tidak semua film harus menjadi kajian berat. Hiburan populer bisa menjadi pintu masuk. Pintu masuk untuk diskusi lebih serius.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline