Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Otak Anda Menyusut Akibat Kebiasaan Kurang Tidur, Ini Bukti Ilmiahnya

Diperbarui: 26 Juli 2025   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi insomnia yang mengakibatkan kurang tidur.(Shutterstock/amenic181 via Kompas.com)

Kurang tidur adalah masalah yang serius. Masalah ini sering diremehkan orang. 

Padahal, dampaknya sangatlah besar. Bukan hanya membuat badan lelah. 

Kurang tidur kronis merusak otak. Kerusakan ini terjadi secara parah. Penelitian modern membuktikan fakta itu.

Otak kita sangat butuh waktu tidur. Ini untuk bekerja membersihkan dirinya. Saat kita tidur, sistem glimfatik bekerja. Sistem ini bekerja paling efektif. 

Tugasnya membersihkan racun-racun berbahaya. Seperti beta-amiloid dan protein tau. Keduanya terkait penyakit Alzheimer. (The Institute for Functional Medicine; National Center for Biotechnology Information, 2020). 

Jika racun ini terus menumpuk. Maka risiko penyakit bisa meningkat. Namun, ada penelitian terbaru. Penelitian dari Imperial College London (2024). 

Penelitian itu menunjukkan hal lain. Pembersihan racun bisa saja berkurang. Ini mengindikasikan kompleksnya cara kerja otak.

Kurang tidur kronis menghambat pembersihan. Akibatnya otak rentan pada kerusakan. 

Sebuah studi besar telah dilakukan. Studi dari Yale School of Medicine. Studi melibatkan hampir 40.000 subjek. Subjek berasal dari UK Biobank. 

Studi menemukan orang kurang tidur. Mereka tidur kurang dari enam jam. Mereka menunjukkan tanda penuaan otak. Seperti volume materi abu-abu berkurang. Juga terganggunya jalur materi putih. (Yale Daily News, 2024; Yale School of Medicine). 

Dampak buruknya otak sulit bekerja. Otak sulit memproses semua informasi. Otak juga sulit mengatur emosi. Serta sulit untuk menjaga ingatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline