Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Baiza

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Skandal Yudisium UTU : Mahasiswa Jadi Korban, Kajur FEB Diduga Bertindak Arogan dan Anti-Kritik, Rektorat Harus Bertindak Tegas!

Diperbarui: 20 Juli 2025   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : kompas regional

Meulaboh, Dunia akademik Universitas Teuku Umar (UTU) diguncang skandal memalukan. Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) terancam gagal yudisium, bukan karena ketidakmampuannya, melainkan akibat dugaan arogansi dan ketidakprofesionalan Ketua Jurusan (Kajur) Manajemen. Insiden ini bukan hanya menghambat masa depan seorang mahasiswa, tetapi juga mencoreng citra UTU sebagai institusi pendidikan tinggi.
Mahasiswa yang identitasnya terpaksa dirahasiakan demi keamanan akademiknya ini mengungkapkan perlakuan yang tidak masuk akal. Berkas yudisiumnya, yang merupakan kunci kelulusan, tertahan di meja Kajur. Upaya komunikasi berulang kali melalui pesan WhatsApp diabaikan, bahkan parahnya, akses komunikasi mahasiswa tersebut diduga sengaja diblokir oleh sang Kajur. Foto profil WhatsApp Kajur yang tidak terlihat dari nomor mahasiswa ini, namun tampak normal dari nomor lain, adalah bukti nyata dari sikap diskriminatif dan anti-kritik yang memalukan.
"Saya benar-benar putus asa. Saya hanya ingin lulus tepat waktu. Tapi bagaimana mungkin saya bisa lulus jika pejabat kampus sendiri yang menghalang-halangi dengan sengaja?" ujar mahasiswa tersebut dengan nada putus asa, Jumat (19/7/2025).
Puncak dari arogansi ini terjadi ketika mahasiswa tersebut nekat mendatangi kediaman Kajur. Bukannya mendapatkan solusi, ia malah ditolak dan tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi. Ini bukan hanya tentang tanda tangan, ini tentang penolakan total terhadap tanggung jawab akademik dan kemanusiaan.
Peristiwa ini adalah pukulan telak bagi reputasi UTU. Di tengah masa-masa penting pengumpulan berkas yudisium, seorang pejabat struktural justru menjadi momok menakutkan yang menghambat hak akademik mahasiswa. Jika seorang Kajur bisa bertindak sewenang-wenwenang dan tanpa akuntabilitas seperti ini, apa jaminan bagi mahasiswa lain? Ini adalah cerminan buruknya tata kelola dan pengawasan internal di UTU.
Tidak ada tempat bagi pejabat arogan dan anti-kritik di lingkungan pendidikan. Rektorat UTU, dari Dekanat hingga Rektor, harus segera mengambil tindakan tegas dan konkret. Kasus ini bukan sekadar masalah komunikasi, melainkan pelanggaran etika dan profesionalisme yang berpotensi merusak masa depan generasi muda.
Pencopotan Ketua Jurusan Manajemen yang bersangkutan adalah harga mati untuk menyelamatkan nama baik UTU dan memastikan hak-hak akademik mahasiswa tidak lagi terancam oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kampus harus menjadi tempat yang aman dan mendukung, bukan arena bagi kekuasaan sewenang-wenang.
Kami menuntut investigasi menyeluruh dan sanksi tegas bagi oknum yang terlibat. Jika pihak kampus berdiam diri, ini akan menjadi preseden buruk dan membuktikan bahwa UTU gagal melindungi mahasiswa dan integritas akademiknya. Suara mahasiswa harus didengar, dan keadilan harus ditegakkan demi marwah Universitas Teuku Umar!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline