Dalam ruang hening nama kita bertahan,
Tertulis di udara, tak terhapus oleh waktu berjalan,
Terlalu lama bercanda pada luka dan bahaya,
Kini diam jadi bahasa yang paling setia.
Aku bingung mengapa tak kunjung pergi,
Atau mungkin karena derita ini dibagi,
Meski semua bisa saja memburuk lagi,
Kita tetap di sini hati-hati, namun jatuh lagi.
Luka adalah niscaya, tapi aku tak gentar,
Kutanggung bersamamu hingga batas sadar,
Karena dalam setiap kesempatan kedua,