Mohon tunggu...
Kirana
Kirana Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Islam dan Indonesia, Pandangan KH. Ma'ruf Amin soal Masalah Ideologi Hari Ini

14 November 2018   17:42 Diperbarui: 14 November 2018   17:51 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:Tribunnwes.com

Setelah lebih dari 7 dekade berdiri, permasalahan fundamental terkait pemikiran dasar negara masih kerap ditemui di Indonesia. Sejumlah pihak masih 'ngotot' ingin mengubah negara ini berdasarkan ideologi atau pahamnya sendiri, termasuk soal khilafah.

Visi untuk mendirikan negara Islam, NKRI bersyariah, ataupun Khilafah Islamiyah di Indonesia direpresentasikan oleh berbagai kelompok. Meskipun demikian, upaya mereka sejauh ini selalu menemui kegagalan karena tidak sesuai dengan konteks masyarakat Indonesia.

Hal ini yang diyakini oleh KH. Ma'ruf Amin. Bila terdapat dua nilai terpenting dalam kehidupan Ma'ruf Amin, itu adalah soal Keislaman dan Kebangsaan. Dua nilai ini yang membentuk dirinya dalam perjuangan dan kriprahnya selama ini.

Menurut Ma'ruf, jika ada yang berbicara sistem khilafah, sistem tersebut bukan ditolak, melainkan tertolak. Sistem tersebut tidak dapat masuk ke Indonesia karena telah ada kesepakatan Pancasila sebagai ideologi.

"Bukan hanya khilafah yang islami. Kerajaan, keamiran, dan republik itu juga islami. Khilafah tidak ditolak, tetapi tertolak di Indonesia ini karena menyalahi kesepakatan. Kita sepakati negara ini bentuknya republik. Selain republik, tertolak," jelas Ma'ruf.

Bagi Ma'ruf, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila adalah final. Pancasila merupakan kalimatun sawa, titik temu di antara seluruh elemen bangsa. UUD 1945 sendiri merupakan ittifaq baina al-akhawiyah, kesepakatan sesama saudara sebangsa dan setanah air.

Dengan adanya Pancasila dan UUD 1945 itu menjamin semua kelompok, apapun identitasnya, untuk hidup bersama dalam naungan NKRI.

"Di sini ada pentingnya perlindungan terhadap kelompok-kelompok yang tidak seagama, yaitu kelompok-kelompok minoritas misalnya, di negeri ini tidak boleh ada perlakuan-perlakuan diskriminatif kepada semua kelompok," paparnya saat bertemu para pendukungnya pada Senin (15/10/2018) di Ballroom The Rich Jogja Hotel.

Kiai Ma'ruf menyatakan bahwa Pilpres kali ini merupakan pertaruhan untuk bagaimana bisa menjaga keutuhan bangsa. Sebab, belakangan ini, ada yang ingin melakukan perubahan-perubahan, gerakan radikalisme, gerakan trans nasional, bahkan ada yang ingin mengganti sistem republik dengan sistem lain misalnya khilafah.

Calon wakil presiden RI itu mengaku punya keinginan besar untuk memajukan Indonesia. Apabila terpilih di Pilpres nanti, Kiai Ma'ruf ingin mewujudkan Indonesia tak hanya menjadi negara maju, namun juga membebaskan Indonesia dari konflik.

"Target 2024 nanti, Indonesia harus tinggal landas, tidak ada kesulitan di bidang ekonomi, tidak ada hambatan dalam bidang ideologis, sehingga kita harapkan pada 2024 Indonesia bebas dari konflik ideologis," ungkap Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, sebagaimana dilansir dari Liputan6.com Rabu (26/9/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun