Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Safari Belajar di Kab. Barru dan Bone

24 Februari 2025   10:28 Diperbarui: 24 Februari 2025   10:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar bersama di Barru.dokpri

Saya meninggalkan Kabupaten Gowa pukul 05.10 Wita, tepat setelah salat Subuh berjemaah. Jalanan masih sepi. Aroma aspal sesekali tercium pelan. Menyusuri Makassar, Maros, Pangkep, hingga tiba di gerbang Kab. Barru sebelum pukul 08 pagi. Matahari pagi di Kabupaten Barru, Sabtu, 22 Februari, menyambut dengan hangat. Udara segar mengalir pelan, seolah ikut merasakan semangat yang dibawa oleh 160-an guru yang berkumpul di ruang pelatihan, aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barru. Mereka datang dengan satu tujuan; memahami dan menerapkan deep learning dalam pembelajaran di kelas. Di meja paling depan, di atas panggung, saya duduk bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Barru, Kepala Seksi GTK, dan ketua DPD AGBSI Kab. Barru. Kami siap membagikan pengetahuan yang mungkin sedikit akan mengubah cara kita mengajar selama ini.

Hari itu, saya menjadi narasumber, memantik para peserta tentang penerapan deep learning---sebuah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mendalam, mengaitkan proses belajar dengan dunia nyata, hingga kemampuan mengembangkan kretivitas dan komunikatif.  Bukan sekadar menghafal, tetapi memahami konsep hingga akarnya. Mata para peserta tampak berbinar, meski sesekali kerutan di dahi mereka mengisyaratkan betapa kompleksnya materi yang disampaikan. Namun, semangat mereka tak surut. Mereka seperti menambah kertas putih pada dirinya yang haus akan coretan tinta pengetahuan baru. Penyampaian materi dalam lokakarya selalu saya rancang dalam bentuk praktik. Dimulai dengan asesmen, energizer, pemahaman konsep sambil diskusi, pembagian kelompok, kerja mandiri, hingga ditutup dengan presentasi dan refleksi.

Aktivitas lokakarya di Barru
Aktivitas lokakarya di Barru

Di Barru kegiatan berakhir pukul 16.05 Wita. Molor dari jadwal yang telah ditentukan. Ini karena antusiasme peserta untuk presentasi dan berdiskusi. Setelah itu, tidak ada istirahat. Safari saya lanjutkan menuju Kabupaten Bone melalui jalur Soppeng. Kawan-kawan di Barru memaksa menepi mengunjungi pusat oleh-oleh sambal diskusi ringan. Alhamdulillah. Tiba di Kabupaten Bone pukul 21.00 malam. Menepi sambal mengisi kampung tengah sebelum mencari menginapan untuk merehatkan raga. Keesokan harinya, Ahad, 23 Februari, diskusi saya berlanjur bersama 70-an guru-guru ekonomi di Kabupaten Bone. Di sini, materi yang saya bawakan lebih spesifik, perancangan modul ajar dengan pendekatan deep learning. Kegiatan dimulai pukul o9.00 Wita dan berlangsung hingga pukul 14.30. Rangkaian acara diawali dengan pemahaman konsep deep learning, lalu dilanjutkan dengan praktik langsung dan presentasi oleh peserta. Keseruan terjadi tak kalah dengan di Kab. Barru. Games melanjutkan kata hingga lagu membuat peserta tertawa terbahak-bahak Ruangan yang awalnya hening, perlahan-lahan bergemuruh dengan diskusi dan tawa. Guru-guru itu, dengan tangan yang kadang berputar-putar entah mau menulis apa atau mengetik di google gawai masing-masing, menunjukkan ketekunan yang luar biasa.

Saya memperhatikan betapa antusiasme mereka begitu besar. Meski fasilitas yang mereka miliki terbatas, semangat belajar tak terbatas. Seorang guru dengan rambut yang sudah mulai memutih berkata, "Ini baru pertama kali saya ikut pelatihan seperti ini. Biasanya, kami hanya mengandalkan buku teks dan kurikulum yang ada atau ikut pelatihan, tetapi sekadar duduk manis sambal mendengarkan materi yang kemudian kami luapakan." Ucapannya menyentuh hati. Saya menyadari, betapa jarangnya mereka mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau lokakarya yang berkaitan langsung dengan tugas pokok mereka sebagai pendidik. tidak sekadar teori, mereka 'dipaksa' merancang hingga membayangkan praktik nyatanya di ruang kelas. Tidak main-main, ada peserta yang jarak rumah ke lokasi mencapai 90 kilometer.

Refleksi

Di Barru dan Bone, saya melihat sebuah potensi besar yang terpendam. Guru-guru ini ibarat berlian yang belum sepenuhnya diasah. Mereka memiliki kemauan, tetapi seringkali terhambat oleh kurangnya akses terhadap pelatihan yang relevan. Mereka butuh lebih dari sekadar teori; mereka butuh praktik, pendampingan, dan ruang untuk berkolaborasi. Mereka butuh praktik baik, diinspirasi, dilibatkan, hingga menelorkan rencana aksi. Dari proses ini, saya berpikir, pelatihan peningkatan kompetensi guru seharusnya berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dengan begitu, materi yang disampaikan akan lebih mengena dan berdampak langsung pada pembelajaran di kelas. MGMP bisa menjadi wadah bagi guru-guru untuk saling berbagi pengalaman, mengembangkan modul ajar, dan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran. Proses ini juga akan menyentuh mereka secara keseluruhan.

dokpri peserta di Bone
dokpri peserta di Bone

Dua hari di Barru dan Bone meninggalkan kesan mendalam. Saya melihat cahaya di mata mereka---cahaya yang menandakan bahwa mereka siap untuk berubah, siap untuk membawa deep learning ke dalam kelas-kelas mereka. Meski jalan masih panjang, semangat saya dan mereka adalah modal utama. Saya pun semakin yakin, dengan dukungan yang tepat, mereka akan menjadi agen perubahan yang membawa angin segar bagi dunia pendidikan di daerah masing-masing.

Di akhir pelatihan, seorang guru mendekat dan berkata, "Terima kasih, ini seperti membuka jendela baru bagi kami." Saya tersenyum sambal berkata, "Semoga jendela it uterus terbuka dalam pengabdian tiada henti." Saya tahu, jendela itu baru saja terbuka, dan cahaya pengetahuan telah menyinari ruang-ruang kelas di Barru dan Bone.

Perjalanan dua hari ini bukan sekadar tentang mentransfer ilmu, tetapi juga tentang belajar dari semangat guru-guru di daerah. Mereka mungkin jauh dari hiruk-pikuk kota besar, tetapi tekad mereka untuk memberikan yang terbaik bagi siswa-siswanya tak kalah besar. Mereka adalah pahlawan, garda terdepan yang terus berjuang di garis depan pendidikan. Dan hari-hari ini, saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari perjuangan Bersama ini.

Barru-Bone, 22-23 Februari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun