Mohon tunggu...
ammar damopolii
ammar damopolii Mohon Tunggu... Founder Moyotakin

Doyan diskusi & pergerakan | Kadang akademis, kadang aktivis, kadang jadi imam masjid.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Konsep berpikir menurut Paulo Freire

19 Oktober 2025   23:42 Diperbarui: 19 Oktober 2025   23:42 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Paulo Freire, Filsuf asal Brazil, sumber foto: Wikipedia) 

Padahal, bagi Freire, berpikir adalah hak sekaligus kewajiban manusia. Manusia yang tidak berpikir berarti menyerahkan kemanusiaannya. Ia membiarkan dirinya menjadi objek dari sistem yang seharusnya bisa ia ubah.

Relevansi untuk Masyarakat Kita

Jika kita melihat kondisi sosial hari ini, gagasan Freire terasa semakin relevan. Di era media sosial, kita mudah sekali bereaksi terhadap isu tanpa benar-benar berpikir. Banyak orang lebih cepat marah daripada merenung, lebih cepat menuduh daripada memahami.

Berpikir yang diajarkan Freire bukan berpikir cepat, melainkan berpikir sadar. Ia mengajak kita berhenti sejenak, menimbang realitas, mengajukan pertanyaan yang sulit, lalu bertindak dengan kesadaran penuh.

Dalam dunia pendidikan, gagasan ini juga penting. Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan fasilitator yang menghidupkan dialog. Murid tidak boleh diposisikan sebagai pendengar, tetapi sebagai subjek yang berpikir. Ketika ruang kelas menjadi ruang percakapan yang hidup, di sanalah benih-benih kesadaran tumbuh.

Berpikir sebagai Kewajiban Moral

Pada akhirnya, berpikir bagi Freire adalah tindakan moral. Berpikir bukan sekadar latihan logika atau debat intelektual, tetapi panggilan untuk menjadi manusia yang sadar dan peduli terhadap penderitaan orang lain.

Berpikir berarti menolak kebisuan. Berpikir berarti menolak hidup dalam ketidakadilan. Berpikir berarti berani melihat dunia apa adanya, lalu berusaha menjadikannya lebih manusiawi.

Manusia yang tidak berpikir akan dengan mudah diarahkan, dikendalikan, dan dipaksa mengikuti arus. Sementara manusia yang berpikir, akan bertanya, menggugat, dan mencari makna. Dalam diri orang yang berpikir itulah kebebasan bermula.

Penutup

Paulo Freire mengingatkan kita bahwa berpikir bukanlah kemewahan para intelektual, melainkan hakikat setiap manusia. Dalam setiap refleksi yang jujur dan tindakan yang sadar, manusia sedang menegaskan kemanusiaannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun