Rasio Cepat (Quick Ratio). Rasio ini adalah perbandingan antara (kas + sekuritas jangka pendek + piutang) dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi/besar hasilnya, maka semakin baik likuiditasnya.
Rasio Utang (Total Debt to Total Assets Ratio). Rasio ini mengukur besarnya dana yang berasal dari utang, yang menunjukkan apakah utang dapat ditutupi oleh aktiva perusahaan. Semakin kecil nilainya maka semakin aman (solvable).
Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio). Rasio ini adalah perbandingan utang dengan modal sendiri. Utang perusahaan sebaiknya tidak melebihi modal perusahaan sendiri. Rasio yang kecil artinya semakin baik, aman, sehat.
*****
Sebagai penutup, ada beberapa hal yang harus diketahui dan disiapkan dalam membahas terkait data utang BUMN, agar tidak terjadi kesalahan analisis yang hasil akhirnya adalah kesimpulan yang salah bahkan ngawur.
1. Pastikan data-datanya lengkap dan benar.
2. Utang pemerintah beda dengan utang BUMN.
3. Utang bank konteksnya berbeda jauh dengan utang perusahaan non bank.
4. Tindak tanduk Direksi BUMN diawasi oleh Komisaris BUMN, termasuk yang terkait utang perusahaan.
5. Jika utang bermasalah, maka akan terlihat dalam Laporan Keuangan. Namun untuk mengetahuinya harus menggunakan rasio-rasio keuangan yang dibandingkan dengan standar industri.
Data-data meskipun benar namun bila tanpa kompetensi, maka menafsirkannya akan ngawur dan menganalisisnya pun asal-asalan. Akibatnya akan menghasilkan kesimpulan yang salah bahkan menyesatkan. Hal yang demikian sangat berbahaya karena berpotensi menjadi bahan untuk menghasud dan mengadu domba sesama anak bangsa, yang efeknya bisa sangat luar biasa seperti terjadinya kerusuhan bahkan hingga hancurnya suatu bangsa/negara.