Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hemat Air Juga Ibadah

27 Agustus 2015   16:57 Diperbarui: 27 Agustus 2015   16:57 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tempat wudhu sebuah masjid yang sering saya kunjungi, terdapat sebuah kran air yang bisa dikatakan “tidak laku” dibanding kran air lainnya. Hanya satu atau dua orang yang mau menggunakan kran air tersebut untuk berwudhu. Bahkan seringkali saya melihat orang yang baru memakai kran tersebut tidak jadi berwudhu. Dimatikannya air kran tersebut lalu mereka mengantri di kran air lain yang sedang dipakai berwudhu. Mereka yang sudah tahu terkait aib kran tersebut, tidak mau menggunakannya. Lebih baik antri ditempat lain daripada berwudhu menggunakan kran tersebut.

Aib kran tersebut adalah karena hanya mengeluarkan air yang sedikit dan tidak kencang seperti kran yang lain. Meskipun diputar sampai maksimal, air yang dikeluarkannya hanya sekitar sepersepuluh kran yang lain. Hal inilah yang menyebabkan kran air tersebut tidak laku.

Namun bagi saya, kran tersebut bukanlah masalah walaupun hanya mengeluarkan air yang lebih sedikit dan tidak kencang. Untuk keperluan wudhu, saya merasa air yang dikeluarkan sudah sangat memadai. Justru dengan memakai kran tersebut saya tidak perlu antri. Wudhu saya pun bisa selesai dengan cepat sehingga bisa segera melaksanakan ibadah di dalam masjid. Selain itu saya merasa kran tersebut seperti memberitahukan pada sekitarnya untuk berhemat dalam menggunakan air. Sayang tidak banyak yang menangkap pesan agar berhemat air dalam berwudhu. Kadangkala saat saya ingin berwudhu, ada yang sedang memakai kran hemat air tersebut. Terpaksa saya memakai kran air yang lain. Namun demikian, saya memutar kran hanya sekadarnya agar bisa digunakan berwudhu. Bila diputar terlalu besar, maka air akan banyak terbuang percuma dibandingkan yang dipakai untuk berwudhu.

Mungkin karena sering mengalami hidup di tempat-tempat sulit air bersih, saya jadi begitu sensitif dan berhemat dengan penggunaan air bersih. Di rumah pun istri dan anak-anak saya ajak dan ajarkan agar tidak berlebihan dalam menggunakan air. Hal ini bukan semata untuk berhemat, namun sebagai bentuk simpati pada masyarakat di Indonesia atau di belahan bumi lain yang sedang kekurangan bahkan kesulitan air.

Saat ini banyak daerah di Indonesia dan belahan dunia yang sedang mengalami kekeringan. Jangankan untuk mengairi sawah atau mencuci baju, untuk mandi bahkan minum sekalipun mereka sangat kekurangan. Tidak elok rasanya bila saya membuang-buang air bersih apalagi yang didapatkan dengan gratis seperti di tempat wudhu masjid.

Apalagi Islam mengajarkan untuk menjauhi pemakaian segala sesuatu yang berlebihan sehingga menjadi mubazir. Islam sangat tegas melarang kemubaziran dengan mengatakan bahwa “sesungguhnya perbuatan mubazir adalah perbuatan teman-teman syetan”. Untuk berwudhu pun Nabi Muhammad SAW telah memberi contoh bagaimana cara dan teknik yang benar sehingga tidak membuang-buang air yang sangat penting bagi kehidupan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud air (sekitar setengah liter) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325). Para ulama ada yang berpendapat bahwa hal ini adalah pemberitahuan adanya keutamaan untuk bersikap sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Sangat dianjurkan menyempurnakan wudhu dengan menggunakan air yang sedikit untuk berhemat dalam menggunakan air.

Dari Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan muncul dari umatku sekelompok kaum yang berlebihan dalam bersuci dan berdoa.” (HR. Ahmad 20554, Abu Daud 96, Ibnu Majah 3864, Syuaib Al-Arnauth menilai hadis ini hasan). Para ulama memaknainya yaitu jangan sampai berlebihan dalam berwudhu dengan bersikap boros dalam menggunakan air atau mencuci lebih dari 3 kali.

Dengan tuntunan dari agamanya, seharusnya setiap muslim mempunyai gaya hidup hemat termasuk dalam menggunakan air. Bahkan saya yakin semua agama mengajarkan dan mengharuskan pemeluknya agar tidak berlebihan. Air bersih yang bisa dimanfaatkan manusia untuk mayoritas kehidupannya sangat terbatas walaupun 75% bumi terdiri dari air, namun mayoritas adalah air laut. Yang dapat diminum sekitar 2,5% saja. Dari air yang dapat diminum hanya 0,3 persennya ada di permukaan bumi dan 99,7 persen berada di perut bumi (sumber). Makanya sangat beralasan ajaran agama yang mengharuskan berhemat dalam menggunakan air, karena manusia akan menderita sendiri bila air sampai habis. Hal ini bahkan sudah terjadi di berbagai belahan dunia, bahkan di Indonesia saat ini juga sedang terjadi kekurangan air di berbagai daerah.

Mari kita berhemat air untuk keperluan apapun bahkan untuk ibadah seperti berwudhu sekalipun. Berhemat menggunakan air bukan saja berguna demi masa depan manusia, anak cucu kita. Akan tetapi juga akan bernilai pahala bila diniatkan untuk beribadah, menjalankan perintah agama. Salam.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun