Mohon tunggu...
MUHAMMAD AMIRULHAQ
MUHAMMAD AMIRULHAQ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIABI RIYADLUL 'ULUM 2020

Nama Lengkap: Muhammad Amirulhaq Agama: Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesombongan Fir'aun (Raja Ramses III): Historisitas Islam

24 April 2021   23:49 Diperbarui: 25 April 2021   00:07 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Mesir serta laut merah (kreditfoto:joslyn.org)

Sejarah mencatat, peristiwa tenggelamnya seorang Raja beserta bala tentaranya yang menunggangi kuda banyak diabadikan baik  dalam bentuk tulisan maupun dunia perfilman. Tidak lain dan tidak bukan raja itu dikenal sebagai Fir'aun, lebih tepatnya Raja Ramses III. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1156 SM. Yang berada disemenanjung Afrika, lebih tepatnya di negara Mesir, yaitu Laut Merah.

Raja ini terkenal karena sikapnya yang sangat sombong. Menurut Roger dalam bukunya yaitu World History: Patterns of Interraction sebab raja Mesir dikenal sebagai 'Fir'aun' adalah untuk sebutan gelar yang diberikan kepada seluruh penguasa Mesir kuno saat itu. Banyak orang yang menganggap bahwasan-nya Fir'aun yang tenggelam di laut merah itu merupakan Raja Ramses II, akan tetapi Ramses II yaitu ayah dari Fir'aun yang tenggelam di laut merah itu sendiri yang mempunyai sifat baik hati. Beda hal-nya dengan anak-nya sendiri yaitu Fir'aun yang tenggelam di laut merah yang mempunyai sifat sobong, keji dan biadab. Jadi Fir'aun yang ditenggelamkan di laut merah merupakan anak dari Raja Ramses II yaitu Raja Ramses III.

patung Fir'aun (kredit foto: www.istockphoto.com)
patung Fir'aun (kredit foto: www.istockphoto.com)
Fir'aun ini bekuasa pada singgasana kerajaan-nya selama 31 tahun lama sejak tahun 1187 sampai 1156 sebelum masehi (SM). Fir'aun memiliki seorang isrtri yang bernama Aisyah. Sifat istri-nya juga bertolak belakang dengan sifat Fir'aun sendiri, karena Aisyah memiliki sifat lemah lembut, baik hati dan penyayang. Didalam buku Aisyah: Sang Mawar Gurun Fir'aun yang dikarang oleh Sibel Eraslan. Sebelum Fir'aun memperistri Aisyah sebelumn-nya Fir'aun juga memiliki seorang istri, akan tetapi Fir'aun ditinggal mati oleh istri yang pertama dan Fir'aun pun merasakan dilema, galau dan merana. Lalu Fir'aun pun tertarik oleh Aisyah karena kecantikan dan keelokan tubuh-nya.

Dikerajaan Fir'aun sendiri terdapat banyak penyihir dan peramal. Suatu ketika ada seorang peramal yang memberitahu Fir'aun, bahwa nanti ada seorang anak laki laki dari Bani Israil yang kelak ketika ia dewasa, akan menaklukan sekaligus mengakhiri riwayat nya sebgai seorang raja. Akan tetapi, dengan sifat sombong yang tiada dua nya, Fir'aun tidak takut akan lamaran seperti itu.

Setelah beberapa tahun kemudian Fir'un pun merasa cemas akan ramalan yang diberikan padanya dan ia merasa ramalan itu seperti nyata akan menimpa dirinya. Fir'aun pun membuat perturan, Barang siapa yang melahirkan seorang anak laki laki maka harus dibunuh hidup hidup.

Setelah fir'aun menjalin hubungan yang lama sebagai suami istri dengan Aisyah, mereka tidak dikaruniai anak satu pun. Ketika Aisyah sedang berada di kayangan, Aisyah pun melihat sebuah peti mengampirinya, ketika Aisyah membuka peti tersebut, ia sangat terkejut karena didalam-nya terdapat seorang bayi yang sangat manis. Aisyah pun memperlihatkan apa yang ia temukan dikayangan kepada Fir'aun dan memintanya untuk menjadikan seorang bayi itu sebagai anak angkatnya. Awalnya Fir'aun menolak, akan tetapi Aisayah memohon pada Fir'aun untuk dijadikan anak angkat. Hati Fir'aun pun luluh oleh istri-nya dan juga karena Fir'aun belum dikaruniai seorang anak.

ilustrasi bayi musa dihanyutkan (kreditfoto: www.istockphoto.com
ilustrasi bayi musa dihanyutkan (kreditfoto: www.istockphoto.com
Beberapa tahun kemudian bayi yang ditemukan tumbuh menjadi remaja yang bernama Musa A. S. Musa memiliki kelebihan yang dikaruniai oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam yaitu mempunyai kekuatan super sehingga orang akan meninggal jikalau kena pukul oleh Musa, hal itu menjadi alasan mengapa Fir'aun sangat gelisah kan pemuda yang akan mengakhiri riwayat hidup-nya. Fir'aun pun memutuskan untuk memenjarakan Musa.

Fir'aun merupakan Raja yag seenak dirinya dalam memerintah tanpa memerhatikan bagaimana kondisi rakyatnya. Contohnya Bani Israil yang dikerja paksakan tanpa diberi upah. Hal itu membuat Musa geram melihat kaum-nya diberlakukan senonoh oleh Raja yang tidak adil. Musa diutus ke dunia sebagai utusan Allah untuk berdakwah pada Fir'aun, Allah pun memerintah Musa untuk menghadapi Fir'aun. Setelah sekian lama dipenjara, Musa pun memberanikan diri untuk membuat kesepakatan kepada Fir'aun. Musa berkata "Wahai Fir'aun apakah kau akan tetap memenjarakan aku setelah aku memperlihatkan tanda kerasulanku?". Fir'aun menjawab "silahkan kau perlihatkan Musa". Musa pun melemparkan tongkat-nya dan berubahlah seketika menjadi ular yang sangat besar lalu memakan semua tipu daya muslihat para penyihir dikerajaan itu yang sama sama melemparkan tongkat-nya yang berubah jadi ular. akan tetapi Fir'aun masih tidak mengakui kerasulan Musa.

Kesombongan yang paling tinggi ketika Fir'aun mengakui dirinya sebagai satu satu-nya tuhan yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun. Allah pun marah ketika Fir'aun mengakui dirinya sebagai tuhan. Allah pun menurunkan adzab pada Fir'aun. Sebagimana dicantumkan dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 133 yang berbunyi, 'Maka kami kirimkan kepada mereka angin topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti buktiyang jelas, tapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa'.

Allah memerintahkan Musa dan pengikutnya untuk meninggalkan Mesir. Didalam Al-Qur'an diabadikan dalam surat Asy-Sya'ara ayat 52 yang berbunyi, "pergilah pada malam hari dengan membawa hamba hamba ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar".

ilustrasi Musa menyebrangi Laut merah (kreditfoto: www.istockphoto.com/
ilustrasi Musa menyebrangi Laut merah (kreditfoto: www.istockphoto.com/
Keesokan hari-nya Fir'aun meyadari bahwa Musa meninggalkan Mesir dan segera mengejarnya beserta bala tentaranya. Sampailah rombongan Musa di pantai laut merah. Musa kebingungan harus bagaimana. Musa meminta petunjuk pada Allah. Allah memerintahkan Musa untuk menyebrangi laut merah. Sebagaimana dicantumkan pada Al-Qur'an Surat Asy-Sya'ara ayat 63 yang berbunyi, "Pukulah lautan itu dengan tongkatmu". Terbelahlah laut merah tersebut. Musa dan kaumnya menyebrangi dan sampai diujung yang satu lagi. Akan tetapi dibelakang-nya ada pasukan Fir'aun yang mengerjarnya, tapi sebelum Fir'aun sampai di ujung yang satu lagi, lautan menyatu kembali dan Fir'aunpun mati ditelan lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun