Mohon tunggu...
Amir Mahmud
Amir Mahmud Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger Lepas

Blogger lepas yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Bercita cita ingin mengembangkan desanya melalui sedikit keahlian menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Membuat Komposter dan Kampanye Lewat Blog, Caraku Mewujudkan Net Zero Emissions di 2050

23 Oktober 2021   12:45 Diperbarui: 23 Oktober 2021   12:46 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis perubahan iklim. Sumber : WWF. 

5. Lalu untuk gelombang panas, 9% populasi dunia  atau sekitar 700 juta orang akan terhindar dari gelombang panas ekstrem setidaknya sekali setiap 20 tahun pada kenaikan suhu 1,5 derajat celcius. Namun pada kenaikan 2 derajat celcius, jumlahnya naik jadi 28% dan 2 milyar orang akan terdampak.

6. Untuk kenaikan air laut, 46 juta orang terdampak karena permukaan air laut naik 48 cm pada 2100 pada kenaikkan suhu 1,5 derajat celcius, dan bertambah menjadi 49 juta orang dan air laut naik sampai 56 cm saat suhu naik 2 derajat celcius.

7. Untuk keanekaragaman hayati, risiko yang lebih rendah terhadap keanekaragaman hayati laut, ekosistem, serta fungsi dan layanan ekologisnya pada kenaikan suhu 1,5 derajat celcius dibandingkan kenaikan suhu 2 derajat celcius.

8. Untuk terumbu karang, 70% terumbu karang di dunia akan hilang pada tahun 2100 pada kenaiakan suhu 1,5 derajat celcius dan hampir semua terumbu karang hilang pada kenaikan suhu 2 derajat celcius.

9. Untuk ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di kenaikan suhu 2 derajat celcius daripada 1,5 derajat celcius untuk banyak negara, khususnya negara berpenghasilan rendah.

10. Untuk sektor pangan, setiap pemanasan 0,5 derajat celcius secara konsisten akan menyebabkan hasil yang lebih rendah pada pertanian, dan kandungan nutrisi yang lebih rendah pada tanaman di daerah tropis seperti di Indonesia.

Nah, dari data di atas, kita bisa tahu betapa bahayanya perubahan iklim karena sangat berpengaruh pada banyak kehidupan. Dan di masa depan nanti, apakah kita masih menjumpai hewan yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti lebah penghasil madu yang bermanfaat bagi manusia? Atau masih adakah harimau di hutan?

Semua tergantung dari apa yang kita lakukan sekarang. Jika sekarang kita berbenah dan peduli, maka di kehidupan selanjutnya akan aman dan nyaman bagi anak cucuk kita. Karena sekarang saja, kita masih dilanda pandemi. Dan jika ditelusuri, pandemi erat kaitannya dengan perubahan iklim.

Nah, beberapa bulan lalu saya mengikuti webinar tentang lingkungan dengan narasumber dokter Alvi. Beliau mengatakan jika virus HIV, awalnya berasal dari kera di Afrika yang diburu kemudian dimakan dagingnya, dan menimbulkan penyakit yang belum ada obatnya ini.

Kemudian seperti yang kita ketahui bersama, hewan kelelawar yang banyak hidup dihutan disebut-sebut sebagai penyebab utama pandemi covid-19. Karena habitat terganggu, mereka masuk ke pemukiman manusia dan menyebarkan penyakit.

Maka dari itu, menjaga lingkungan wajib hukumnya agar tetap asri dan sejuk, agar manusia bisa tetap hidup tenang dan nyaman dan terbebas dari berbagai macam bencana dan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun