Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Rumah Tua

11 Januari 2022   22:31 Diperbarui: 11 Januari 2022   22:42 2583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RUMAH itu masih seperti dulu. Ter bikin dari kayu dan beratapkan rum bia sedangkan dindingnya berbahan bambu. 

Di sekitar rumah tua itu ada rumah warga yang lain. Letaknya berjauhan sehingga bila malam tiba suasananya berubah hening, sunyi dan mengerikan.

Selewat pukul delapan malam, warga desa tak berani melewati rumah itu. Selain sudah tidak ada penghuninya, karena tidak ada lampu, gelap gulita di sekelilingnya.

Suara-suara aneh mulai terdengar. Semakin lama semakin mengerikan karena dibarengi tawa cekikikan.

Pernah suatu kali ada beberapa remaja belasan tahun melewati tempat itu. Karena kemalaman nonton orkesan, sementara mobil angdes sudah tidak ada lagi, mereka terpaksa berjalan kaki. Sambil menghisap rokok dengan nikmatnya mereka bersenda gurau. 

Sayangnya, senda gurau itu tidak berlangsung lama. Karena setelah mereka berada di dekat rumah tua tadi itu terlihat kepulan asap. 

Mereka tercengang. Belum sempat bisik-bisikan sudah muncul lelaki menyeramkan. Baunya tengik, tanpa kepala, semua organ tubuhnya tercerai berai tak karuan. 

Satu persatu 'raksasa' itu memakan tubuh remaja itu sampai kenyang tak bersisa lagi. Setelah itu dia menghilang entah kemana.

Beberapa hari kemudian warga desa dikejutkan bau anyir dari rumah tua itu. Karena penasaran, dikomandoi kepala desa, rombongan warga mendatangi rumah itu.

Betapa terkejutnya mereka setelah menyaksikan gelimpangan mayat tanpa kepala berjejer rapi di halaman belakang rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun