Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Flores Vitae, Warna Kehidupan dari Timur

19 September 2020   14:32 Diperbarui: 20 September 2020   18:05 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak bercerita sejarah di sini, hanya untuk mengusir kesuntukan karena perjalanan 8 jam bukan waktu yang singkat apalagi ketika sinyal telekomunikasi terkadang meredup.

Sore hari Ferry merapat dengan selamat di Labuhan Bajo, pintu masuk ke Pulau Flores selain Bandara Komodo. Setelah melewati pemeriksaan dokumen kesehatan yang diatur dalam protokol kesehatan penanganan pandemi Covid-19 kami kemudian menuju ke kediaman salah seorang keluarga yang sudah lama bermukim di sini.

Mendarat di Labuhan Bajo
Mendarat di Labuhan Bajo
Lepas dari daerah kawasan pelabuhan, kota Labuhan Bajo sebagian besarnya berada di punggung perbukitan. Jalanan di daerah pelabuhan sepi dari turis asing yang biasanya lalu lalang di antara kafe-kafe, pertokoan dan gerai penyedia layanan wisata. Pandemi Covid-19 rupanya mempengaruhi keberadaan mereka.

Setelah membersihkan badan, duduk di teras belakang rumah ternyata menyajikan pemandangan malam yang indah. Mata memandang ke arah barat dan disajikan keelokan panorama pelabuhan di waktu malam.

dokpri
dokpri
Teluk yang tenang menjadi tempat kapal-kapal lego jangkar dengan tenang. Kapal barang, kapal fery, kapal pesiar dan kapal-kapal kecil terbuai dalam dekapan teluk Pelabuhan Bajo. Tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan Komodo telah menjadi daya tarik utama geliat perekonomian daerah ini.

Kadal raksasa yang keberadaannya bukanlah di Pulau Flores ini telah mendatangkan penghidupan bagi para pendatang dan tentu juga imbasnya bagi penduduk setempat melalui rantai pariwisata. Bahkan Presiden Joko Widodo pun lalu menetapkan Labuhan Bajo sebagai destinasi pariwisata premium, tentu karena keunikannya.

Sunset tampak dari Labuhan Bajo
Sunset tampak dari Labuhan Bajo
Sunset tampak dari Labuhan Bajo
Sunset tampak dari Labuhan Bajo
Sembari kembali mengenang betapa diaspora suku-suku Nusantara berlabuh, menetap lalu beranak pinak di Pulau Flores ini, terbayang rencana besok pagi untuk mencoba menjamah pulau-pulau kecil yang terserak di depan.

Malam kami beristirahat sesekali ditingkahi suara adzan dari mesjid yang bersebelahan dengan gereja.

Suasana pagi di teluk Pelabuhan Bajo
Suasana pagi di teluk Pelabuhan Bajo
Menyapa pulau

Pulau yang menjadi tujuan favorit wasatawan umumnya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar. Habitat komodo yang utama berada di Komodo dan Rinca dan sedikit sekali di Pulau Padar. Kesepakatan dengan rombongan akhirnya kami menetapkan tujuan ke Pulau Padar.

Hunian penduduk di pulau-pulau kecil
Hunian penduduk di pulau-pulau kecil
Perjalanan ke Pulau Padar ditempuh sekitar 3 jam, menyusuri tepi pulau-pulau kecil yang sebagiannya berpenghuni sebagian lagi tidak berpenghuni. Sesekali melewati gundukan pasir putih yang muncul ketika air surut
Mendarat di Pulau Padar
Mendarat di Pulau Padar

Sampai di Pulau Padar
Sampai di Pulau Padar
Dermaga di Pulau Padar tampak dari ketinggian
Dermaga di Pulau Padar tampak dari ketinggian
Padar menawarkan spot untuk berfoto yang luar biasa, meski untuk menggapai tempat favoritnya di ketinggian anda harus menaiki 800-an anak tangga. Capek? Tentu pendakian setinggi itu menguras stamina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun